RAPAT MENDADAK
written by inupiei
H-16 Sebelum Ujian Akhir Semester Satu.
Kazutora memijat pelipisnya saat pesan dari Bendum OSIS muncul di grup chat.
Gue harap MPK tidak terlalu menekan terhadap dana.
Laki-laki itu menghembuskan nafas kasar. Rapat MPK beberapa menit yang lalu telah selesai dengan keputusan mutlak bahwa anggaran dana yang sudah tertulis didalam proposal tidak bisa diganggu gugat, hanya bisa berharap bahwa pendanaan dari Bendum OSIS maupun anggota OSIS lainnya tidak jauh dari anggaran yang telah disetujui Kepsek dan Pembina.
“Bang Souya benaran nyinggung dana.” Ujar Hakkai membuat seisi ruangan 6x4 m itu fokus pada gawainya.
“Souya memang mulus dalam per-duitan dan tahun kemarin berkat dia juga kita dapat 2 sponsor diluar Padang dan surplus 4 juta.” Ujar Akkun ikut mengetik pesan di gawainya.
“Surplus juga kan akhirnya kita nurunin dana untuk masyarakat demi menutup kesalahan, bahkan per-anggota ikut denda 100k demi mencukupi kegiatan amal.” Ujar Yuzuha bersandar pada Hina.
Ruangan MO hanya tersedia 2 meja dan 2 kursi jadi, jika ada diskusi maupun rapat, anggota akan duduk lasehan dibawah dengan pimpinan rapat dan moderator yang berdiri.
“Sumpah deh, ga nyangka bakal ada kejadian begitu.” Ujar Hina ikut bersandar pada Yuzuha.
“Haruchiyo memang punya banyak koneksi tapi gue ga nyangka sejauh itu.” Akkun bersandar pada kursi dihadapan meja yang tertulis 'Ketua Umum MPK'.
“Dia pemakai ga sih?” Hakkai meluruskan kakinya.
“Dari tes polisi, engga. Dia cuma bantu dua pengedar masuk ke acara tapi dia sendiri bilang ga tau kalau pengedar itu mengedarkan jualannya.” Kisaki membenarkan kacamata setelah kalimat itu berakhir.
“Jut. Beneran mau ngomong sama pembina hari Senin?”. Tanya Akkun melihat Kazutora diam bersandar pada meja betuliskan, 'Ketua Umum OSIS'.
“Gue coba dulu, jadi hari ini pastikan semuanya beres.” Kazutora memaikan pulpen yang sedari tadi bertengger dijari kirinya, pria itu kidal.
Kazutora melirik Yuzuha yang sedari tadi tidak terlalu banyak bicara selama diskusi. Tatapan pria itu bukan main, sepertinya ia tak perlu jari tengah untuk mengutuk orang lain. Tatapan Kazutora buyar saat salah satu anggota OSIS memasuki ruangan.
“Atmosfir macam apa nih?” Mitsuya memandang sekelilingnya yang tiba-tiba saja menatap aneh akan kedatangannya.
Pria dengan surai perak itu berjalan kearah Kazutora dengan meletakkan beberapa lembar kertas print diatas meja dan mengambil posisi duduk di kursi Mikey, Ketua Umum OSIS.
“Ini print-an surat permohonan keikutsertaan Pramuka, Paski, PMR dan Keolahragaan.” Mitsuya memisahkan satu persatu lembaran tersebut sesuai dengan amplopnya. Ditengah kesibukan Mitsuya, Kazutora memberikan proposal yang sudah ditanda tangan basah Kepsek dan pembina kepada Hina yang sedari tadi bertengger dimejanya. Tujuannya, cukup anggota MPK saja yang tau akan masalah proposal.
“Keolahragaan? Maksud lo gimana nih?” Kazutora mengambil surat yang ia maksud.
“Yaa.. siapa tau kita butuh? Untuk keamanan, humas atau semacamnya?” Mitsuya membuka satu botol aqua gelas yang terletak dimeja.
“Dari rapat minggu lalu, kita lebih utamakan keamanan dan perlengkapan pada paskib dan pramuka. Selebihnya koordinasi untuk anggota panitia lain aja, meminta 2 atau 3 anggota untuk ikut serta dalam kepanitiaan.” Kazutora melihat satu persatu tiap surat hasil print-an Mitsuya.
Pria dengan rambut perak itu mengangguk, “Oke. Jadi Paskib sama Pramuka beda sendiri ya suratnya? Gue kira keamanan bakal ambil dari Taekwondo. Lo tau lah kan.” Mitsuya menaikkan kedua alisnya kearah Kazutora yang membalas dengan kening berkerut.
Mengingat Baji sebagai Ketua Ekskul Taekwondo, Kazutora sedikit tidak yakin akan meminta pria itu sebagai pemegang kemanan pasalnya, dengan kepribadian yang pria bersurai hitam pekat itu miliki sudah cukup membuat Kazutora bergeleng kepala dengan cepat.
Satu persatu anggota OSIS memenuhi ruangan, hingga jam telah menunjukkan pukul 18.35 waktu setempat.
“Souya, jadi dari anggaran detail yang lo sebutin tadi selisih jauh ga sama anggaran tahun kemarin?” Yuzuha bertumpu pada tangan kanannya.
“Selisih 5.5 juta. Tahun lalu dana yang gue anggarkan 24 juta, masih defisit sebelum gue menemukan 2 sponsor. Jadi untuk anggaran tahun ini 29.5 juta, mengingat kita meningkatkan keamanan acara dengan campur tangan TNI dan dana-dana lainnya yang tak terduga.” Souya bersuara dari kerumunan anggota.
Anggota MPK sedari tadi cukup terdiam mendengar setiap rincian biaya yang dianggarkan Bendum. Jauh diluar ekspektasi mereka, bahwa dana berselisih jauh dengan yang tercantum dalam proposal yang telah mereka rencanakan.
“Ga bisa ditekankan lagi, Ya? Lumayan gede itu dari tahun sebelumnya. Pembina udah bahas bersama MPK bahwa dana ga bisa lebih dari 25 juta.”
Ucapan Yuzuha yang terlontar cukup membuat Kazutora membelalak.
Gadis ini pintar berbohong. Batin pria itu.
“Maksudnya? Ga lebih dari 25? Gimana ceritanya kok pembina udah ikut campur?” Souya mulai mengambil posisi untuk berhadapan dengan Yuzuha.
Gadis dengan rambut berwarna ginger itu menekan kuat gerahamnya sebelum berbicara, “Karena insiden sebelumnya, jadi kami MPK langsung koordinasi dengan pembina.”
“Ohh gitu.”
Dua kalimat yang dilontarkan Souya sukses membuat anggota MPK didalam ruangan itu menghembuskan nafas lega.
“Jadi untuk dana hanya bisa turun 25 juta? Jika lebih dari anggaran berarti kita nyari sponsor lagi. Souya, gimana dengan sponsor kemarin?” Mikey membuka suara sambil melihat jarum jam di dinding.
“Ga bisa, Mik. Mereka ikut kena tegur oleh pihak berwajib dan ga mau sponsorin kita lagi.” Souya mengakhiri kalimatnya dengan gelengan.
“29.5 juta, berapa bisa lo tekankan dari angka segitu, Ya?” Kazutora yang sedari tadi bingung, ikut serta memantapkan kebohongan Yuzuha.
“28.5, Jut. Ga bisa kalo kurang dari itu.” Souya menatap buku agendanya yang diyakinkan adalah rincian biaya.
“Oke. Jadi, untuk minus Humas siap mencari sponsor atau dana usaha?” Kazutora mulai mengambil kesimpulan rapat saat jam telah menunjukkan pukul 19.00 waktu setempat.
“Siap.” Souya selaku penanggungjawab Humas mengambil perintah dengan sigap.
Kazutora mengangguk dan memberi isyarat pada Hinata sebagai moderator rapat hari ini untuk menutup kegiatan.
“Sebelum rapat hari ini saya tutup. Mikey, ada tambahan?” Hinata menatap sosok pria berambut pirang yang duduk bersila disebelah Draken.
Mikey berdiri dari duduknya, “Baik. Untuk semuanya, jalani semua tugas dengan amanah. Bagi waktu untuk persiapan UAS dan tanggungjawab kepanitiaan. Bersama-sama kita sukseskan membangun kembali acara Malam Sarumpun demi mendapatkan kepercayaan masyarakat.”
Kalimat Mikey ditutup dengan tepuk tangan semua penghuni ruangan MO.
“Masih ada tambahan?” Hinata melempar tatapan pada setiap penghuni ruangan, tidak mendapat respon, gadis itu langsung membuka suara.
“Kesimpulan rapat MPK-OSIS. Pemilihan panitia-panitia setiap seksi dan akan diadakan pelantikan panitia pada hari Senin 3 Desember 2018 di Aula Sonder HS. Rincian anggaran dana oleh Bendahara Umum OSIS dengan disepakati sebesar 25 juta sesuai proposal anggaran dana yang disusun oleh MPK, diluar dari dana anggaran Bedum selaku Humas Acara, sepakat mencari dana tambahan sesuai kebutuhan. Semua kegiatan dan aktivitas merupakan tanggungjawab besar oleh Kazutora Hanemiya dan Manjiro Sano. Jumat, 30 November 2018. Saya selaku moderator hari ini dan sebagai Sekretaris MPK, dengan resmi menutup rapat.”
Penutupan yang dilakukan Hinata mendapat tepukan meriah oleh seisi ruangan.
Satu persatu anggota bergiliran keluar ruangan. Ada yang masih berbincang tentang pembelajaran sekolah dan ada yang masih enggan mengangkat diri dari posisinya.
“MPK tinggal dulu 10 menit.” Suara Kazurora sukses membuat seisi ruangan menghentikan aktivitasnya.
“Udah malam, Jut. Jangan lama-lama.” Ujar Mikey berpamitan.
Setelah semua anggota OSIS keluar dari pekarangan sekolah, anggota MPK menghembuskan nafas lega dan mulai terkapar.
“Asli. Kok lo bisa kepikiran sih, Kak?” Hakkai berselonjor sambil bersandar pada ranselnya.
“Makanya, gue berani bawa Yuzuha acc proposal tadi siang.” Hina membereskan berkas-berkasnya.
Yuzuha tertawa pelan, “Kocak aja lihat wajah Ketum MPK pucat saat dengar rincian biaya.” Yuzuha melirik Kazutora sebelum mengeluarkan gawainya, mengetik pesan disana.
Kazutora tersenyum tipis sebelum melontarkan kalimat.
“25 juta, bukannya di proposal 24 juta?” Pria itu ikut duduk berselonjor disebelah Hakkai.
“Hah? 25 juta bukan??” Yuzuha melepaskan fokusnya dari gawai.
Semua anggota MPK di ruangan 6x4m tertawa lepas. Pasalnya, semua kekhawatiran yang mereka tanam sejak awal rapat, tidak benar-benar terjadi.