written by inupiei ...
Jam menunjukkan pukul 22.32 wakru setempat. Senju tak kunjung menutup rapat matanya saat ia benar-benar butuh istirahat. Pikirannya kembali mengingat pertemuan singkat dengan Mitsuya. Pria yang dua tahun lalu cukup memberi warna di hatinya, pria yang sudah lama ia kagumi dalam diam.
Gadis itu terlihat termenung berkali-kali, memikirkan kenapa ia sempat menyesal membuat Mitsuya pergi dari hidupnya. Jauh dari lubuk hatinya, ia belum bisa menghapus setiap bayangan pria itu. Semakin ia mencoba, semakin kuat perasaan rindu yang ia rasakan. Hingga saat tiga hari yang lalu, Inupi melamarnya dengan perayaan yang mewah di suatu restoran mahal.
Senju kembali berfikir bahwa dia dan Mitsuya tidak beda jauh, mereka sama-sama memanfaatkan seseorang untuk pelempiasan. Sama-sama berusaha melupakan seorang terkasih terhadap orang lain. Bagi Senju, hal itu tidak mudah. Ia memahami perasaan Mitsuya terhadapnya dan memilih menolak lamaran Inupi.
Tujuannya memilih Santorini untuk liburan adalah keinginan Senju sebelum mendatangi Achropolis. Alasannya simpel, gadis itu ingin tahu seperti apa sekolah filosof yang didirikan Phidias, seperti ucapan Mitsuya tempo lalu.
Senju mengerang kesal saat fikirannya kian dipenuhi oleh laki-laki itu. Ia beranjak dari ranjang dan menyambar sweater untuk membaluti tubuhnya yang hanya mengenakan tank top.
Gadis itu menelusuri tiap-tiap bangunan yang disusun bertingkat dan dicat putih satu persatu, menyusuri sebagian pulau Santorini ditengah gelapnya malam.
Pesta yang ia lewati sore tadi, masih berlangsung bahkan terlihat lebih heboh dari sebelumnya. Senju berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh kerumunan, berharap melihat sang pria itu kembali.
Aktivitasnya terhenti saat manik Senju bertemu dengan gadis yang ia tahu betul siapa gadis itu. “Senju??” ujar gadis yang berpakaian gaun putih itu kaget kearah Senju.
“Ness?” Senju balik membalas ucapan sang gados dengan intonasi suara yang sama.
“Benar kan, ga mungkin Mitsuya ga bawa kamu kesini. Aku udah bilang, tapi dia jawabnya Senju sibuk terus.” Ness tertawa di akhir kalimatnya. Senju tidak mengerti apa yang gadis ini bicarakan.
“Ayo ikut ke pesta. Mitsuya ada disana.”
Belum sempat Senju meng-iyakan, gadis itu telah menarik Senju menuju kerumunan yang kian memadat.
“Gue cuma pake ini, Ness!” Senju sedikit memberontak melepaskan tarikan gadis itu.
“Gapapa. Ini juga wedding partynya aku.” Ness meninggalkan Senju sendirian saat ia harus segera menuju kamar kecil. Senju mengerti sekarang, ia sedang di acara pernikahan Ness, pantas saja gadis itu menggunakan wedding dress.
Tunggu. Pernikahan Ness dengan siapa?
“Senjuuu!!! Gue yakin bakal ketemu sama lu lagi.” Senju terkejut menerima rangkulan dari pria bertubuh besar.
“Mucho?” Gadis itu tertawa, tidak menyangka akan menemui pria yang sempat menipunya untuk memasarkan beberapa wedding suit.
“Mitsuya bilang lo ga datang, katanya sibuk.” Mucho yang sedikit teler membuat Senju keberatan menopang tubuh besar yang merangkulnya itu.
“Lepasin tolol.” Mitsuya menepis lengan Mucho yang bertengger di bahu kiri Senju. Entah datang dari mana, pria ini sepertinya suka muncul tiba-tiba.
Senju menatap Mitsuya yang tidak mengenakan pakaian seperti senja tadi, sekarang telihat sangat kasual.
“Sorry, lo jadi ga nyaman.” Mitsuya menarik Senju menjauhi Mucho yang sedang teler.
“Jadi, ini acara lo?” Senju menatap lurus ke sekitaran.
“Haha what do you mean?” Mitsuya berkacak pinggang mengikuti arah pandangan Senju.
“The wedding party?” Senju menatap sang pria yang tengah mendekatkan sedikit badannya kearah Senju, lebih tepatnya sedikit membungkuk untuk mendengar jelas suara Senju. Suasana cukup berisik disini.
“Hahahah.. no, itu suami Mba Ness.” Mitsuya menunjuk seorang pria berpakaian yang cocok dengan Ness.
“Dirut Londre, jadi kami semua di undang kesini.”
Senju mengangguk mendengar ucapan Mitsuya. Pria itu kembali menatap manik Senju yang sibuk melihat keadaan sekitar.
“Villa yang lo pake, kami nginap disana.” Mitsuya tersenyum mendapati wajah bingung Senju.
“Kok lo tau?”
“Gue udah liat lo sejak lo datang ke villa.” Mitsuya merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil gadis itu saat seseorang menyenggol Mitsuya dari arah belakang.
Senju mengangguk canggung dengan situasi yang ia alami, kembali aroma favorit dari seorang Mitsuya membuatnya gila.
“I miss you.”
Deruan nafas Mitsuya terasa di pipinya setelah tiga kalimat itu terlontar dari mulut sang pria, Senju sedikit memalingkan wajahnya kearah Mitsuya yang berada di sisi kirinya.
“You blocked all my social accounts. Jadi gue ga bisa kepoin lo selain dari akun teman-teman yang lain.” Mitsuya mengambil beberapa buah kiwi yang di tawari pelayan setempat.
Mitsuya menawari kiwi ke arah Senju yang masih diam dengan kamunannya. Pria itu mengunyah kiwi dengan tenang sembari memperhatikan kebahagiaan rekan kerjanya.
Senju memiringkan badannya kearah Mitsuya, tangan gadis itu terangkat mengusap sudut bibir pria yang sedang sibuk mengunyah buah kiwi. Sontak Mitsuya terkejut dengan tingkah gadis di sampingnya ini, dejavu.
Mata Mitsuya membulat saat Senju berjinjit, menyamakan posisi tubuhnya dengan tubuh Mitsuya. Kecupan di sana berlangsung sesaat sebelum pria itu sadar dengan lamunannya.
“Gue ga terlalu suka buah kiwi, tapi.. manis juga.” Senju menjilat jempolnya yang sedang mengusap bibir miliknya sendiri, ia merasakan sisa cairan buah kiwi yang sempat membekas di sudut bibir Mitsuya.
“Kenapa tidak menikmatinya lebih lama?”
Senju yang masih fokus dengan jempolnya, tidak sadar saat Mitsuya meraih pinggang ramping miliknya dan menekan tengkuk Senju lebih dalam, menghisap bibir tipis itu dengan lembut, seperti menjelaskan semua perasaan rindu yang Mitsuya tahan selama ini tercurahkan disana.
Senju tidak memberontak, gadis itu berjinjit mengalungkan kedua lengan tangannya ke leher pria itu. Ikut larut dalam sensasi rindu yang kian saling menyahut.
Mitsuya melepaskan ciuman yang berlangsung cukup lama itu dengan perlahan, buah kiwi yang sebelumnya berada dimulutnya, saat ini berpindah pada Senju. Ia membiarkan gadis di depannya ini menarik nafas, sebelum kembali mengaitkan bibir lembut itu dengan mesra.
“I'm sorry, i don't wanna ruin your relationship with Inupi.”
Mitsuya melepaskan aktivitas mereka saat Senju masih asik dengan kegiatan melumatnya.
“It ended three days ago.” Senju mengatur nafasnya.
Mitsuya masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut dari pernyataan gadis itu sembari mengunyah buah kiwi yang sudah berpindah pada mulutnya.
Senju enggan melepaskan kalungan tangannya dileher Mitsuya, “Just.. thinking about you.”
Mitsuya tersenyum menatap wajah yang kini menatapnya begitu lekat. Tertulis kelutusan disana, hingga Mitsuya tak tahan ingin melanjutkan aktivitas mereka di villa.
“Want to go to the Acropolis with me?”
Mitsuya mengusap pelan punggung Senju yang berbalut sweater.
“My pleasure, Mitsu.”
Senju tersenyum sangat dalam saat Mitsuya berkedip dua kali mendengar panggilan itu. Pria itu yakin, panggilan itu pernah menggema di telinganya beserta lenguhan panjang Senju di malam penyesalan Mitsuya.
“Are you teasing me?” Mitsuya memberikan tatapan lekat pada Senju yang saat ini tertawa kecil.
“No..” Senju menggeleng, gadis itu masih enggan melepaskan kalungan tangannya.
“Your hair is already longer than before, i like it.” Mitsuya berbisik di telinga Senju, membuat bulu kuduk gadis itu berdiri.
“Stop it, you pervert.”
Tawa Mitsuya pecah saat ekspresi Senju berubah memerah. Ia menarik gadis itu ke pelukannya, merasakan kehangatan yang telah ia rindukan 2 tahun belakang ini.
“Se apagaò.” (i love you dalam bahasa Yunani.)
Senju menghirup aroma citrus milik Mitsuya dalam-dalam, ia membalas pelukan Mitsuya saat dua kalimat dalam bahasa Yunani itu menangkap pendengarannya, menjawab seluruh pertanyaan yang menenuhi kepala Senju beberala menit yang lalu.
“I love you, Mitsu.”
Mitsuya tertawa, “You really want us to go back to the villa?”
Senju tertawa kecil sambil mengusapkan pipinya di dada bidang itu. Tenggelam dalam langit malam Santoriniker, senyum Mitsuya merekah bukan main. Ia tidak menyangka 2 tahun yang susah payah ia jalani, berakhir disini. Gadis yang benar-benar memenuhi hatinya dan gadis yang satu-satunya ingin ia dekap selamanya. _