Rumi Haitani

inupiei

written by inupiei ...

“Senju, habis ini satu lagu lagi trus lo langsung naik panggung ya untuk penutupan.” Akkun selaku seksi acara segera menghampiri Senju yang berada tak jauh dari stage, gadis itu tidak ikut heboh dalam kerumunan orang-orang yang betsorak mengikuti setiap lirik dari Lagu Sheila on 7 berjudul Pemuja Rahasia.

Senju mengangguk menanggapi pertanyaan Akkun. “Dia udah pergi, Nju.” Ujar Hina saat menyadari sosok wanita yang bersama Mitsuya sedari awal acara tadi tidak menampakkan batang hidungnya.

“Udahlah, Hina.” Senju menarik kursi yang tak jauh darinya.

Sejak pembukaan acara hingga penampilan Sheila on 7, Senju tidak bergabung dengan meja Mikey, alasannya ia harus mengontrol acara dan ingin membantu konsumsi untuk coffee break.

“Semangat banget anjir Emma hahahah.” Hina tertawa saat mendapati Emma dari kejauhan yang sangat bersemangat mengiringi lagu bersama keramaian.

Aula sekolah cukup besar hingga menampung 500 orang, ide Mikey cukup bagus memilih sekolah sebagai lokasi Reuni.

Interaksi Mitsuya dan Senju malam ini hanya saling melempar pandangan tanpa menegur sapa satu sama lain. Senju yang memilih menjauh dari meja Mikey dan kawan-kawan serta Mitsuya yang membawa seorang gadis yang sempat Senju temui di kafe tempo hari karena insiden kecil.

Suasana hati Senju malam ini dibilang cukup baik, entah karena menjalani tanggungjawab sebagai ketua pelaksana atau karena pernyataan jujur Mikey tempo malam itu.

“Yuzuha tadi ga bawa souvenir ya?” Senju melirik Hina yang sibuk menata sisa-sisa konsumsi.

“Lupa kayanya.” Hina menggeleng dan mengumpulkan sisa-sisa snack di meja Senju.

“Gue angsur beberes dulu, Nju. Gapapa gue tinggal?” Hina memegang nampan dan bersiap menjauhi meja Senju.

“Aman, lu kira gue apa.” Senju menelan habis pie yang tersisa di meja. Hina melambaikan tangan kearah Senju sebelum melangkah pergi.

Jujur, sedari awal acara Senju memerogoki Mitsuya yang sering menatap dirinya cukup lama, hingga sekarang manik berwarna lilac itu tidak mengalihkan tatapannya dari Senju. Gadis ini merasa risih dan memilih untuk sibuk pada gawainya.

“Oi.” Mikey menghampiri Senju dengan sepiring cookies di tangannya.

“Gabung yuk anjing, ga enak gue liat lu sendiri-sendiri gini ntar kesurupan.” Mikey berbicara dengan mulut yang penuh dengan cookies.

“Males, ntar habis satu lagu lagi gue langsung penutupan.” Senju menggeleng-geleng dengan tingkah Mikey yang tak sabaran mengunyah cookies.

“Ini apa?” Suara Mikey berubah sedikit tenang, Senju sampai mengalihkan pandangan dari gawainya. Tatapan pria itu tertuju pada leher Senju.

Gadis berbalut blazer hitam itu awalnya tidak menyadari arah omongan Mikey, hingga ia sadar tatapan tajam yang diarahkan Mikey ke leher kanan miliknya.

“Nyamuk.” Senju buru-buru menutup leher dengan tangan kanannya. Tatapan Mikey benar-benar tajam, bisa saja menembus penglihatan Senju.

“Karna itu lu ga mau gabung di meja gue, he did this?” Mikey melunakkan tatapannya saat ia tau Senju mulai panik.

“Gue udah cover sama make-up.” Senju menyalakan kamera depan untuk melihat bagian leher yang terlihat marun pekat, make-up yang ia polesi kearah sana sudah memudar akibat keringat.

Mikey melempar tatapan sinis ke arah Mitsuya yang sibuk berbincang dengan Draken, ia mulai mempersempit jarak dengan Senju dan memiringkan wajahnya menatap lekat leher Senju.

“Lo ngapain?” Ujar Senju saat wajah Mikey begitu dekat dengannya.

Mikey menaikkan satu alisnya, “You better solve this problem, gue tau lo ga suka kalau gue ikut campur.” Mikey berjalan menjauhi Senju menuju meja Mitsuya dkk. ..

Senju menatap dirinya pada pantulan cermin toilet, ia tau Mikey tidak akan membiarkan hal seperti ini berlanjut jika ia sendiri tidak menyelesaikannya. Gadis itu bersiap melangkah pergi saat dua hansaplast yang ia temui di meja acara terpasang di lehernya, seharusnya sedari awal Senju memilih benda ini untuk menutupi bekas dilehernya.

Mitsuya bersandar pada dinding tepat diseberang pintu toilet perempuan, sudah jelas apa tujuan pria berbalut jas coklat muda ini disini.

Senju cukup terkejut mendapati kehadiran Mitsuya dengan santai mengalungkan dua tangannya didepan dada, tapi Senju lebih terkejut lagi dengan tatapan datar yang Mitsuya lempar padanya.

Merasa tidak ada keperluan, Senju melangkah pergi menjauhi pintu toilet.

“Jadi, kalian pacaran?” Kalimat Mitsuya cukup jelas dilontarkan ke arah Senju, gadis itu menghentikan langkah kakinya dan berbalik kearah Mitsuya.

“Who?” Senju melempar senyum sumringah miliknya saat pria di depannya tidak kunjung memberikan tatapan yang jelas.

“You and Mikey.” Suara Mitsuya melunak.

“Atas dasar apa nanya kaya gitu? Lo ga jelas tau ga?” Senju memutar kedua bola matanya dan memilih untuk keluar dari situasi ini.

“You said you would help me to move on, but.. like this?” Mitsuya menahan langkah Senju dengan kalimat-kalimatnya.

Senju berbalik arah berjalan kearah Mitsuya. “Like what? Speak clearly!!” Suara Senju mulai meninggi.

“Lo seharusnya bicara dengan jelas, answer my question with yes or no, bukan balik bertanya.” Mitsuya menghembuskan nafas kasar saat Senju berada 3 langkah di depannya.

“Gue ga tahu apa yang lo lakuin dengan cewe itu, disaat lo berusaha menggunakan gue buat ngelupain Yuzuha.” Senju mengalah dengan argumen egoisnya, ia mulai mengeluarkan beberapa kalimat yang seharusnya diucapkan.

“You use her too, right? While you also use me?” Senju membuang muka saat berusaha menyelesaikan semua kalimatnya.

Mitsuya diam mendengar curahan Senju yang cukup membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tujuan Mitsuya menunggu Senju keluar dari toilet adalah untuk mengetahui hubungannya dengan Mikey, ia tidak berfikir Senju akan melontarkan kalimat-kalimat tersebut.

Pria bernetra lilac itu tak kunjung bersuara, Senju memilih untuk segera pergi mengingat ia harus melakukan acara penutupan. Kembali langkahnya ditahan, kali ini dengan genggaman Mitsuya.

“I miss your Coffee.” Suara Mitsuya lebih tenang dari sebelumnya.

“Kopi yang tersedia disini, punya gue. Drink as you like.” Senju menghembuskan nafas kasar saat ia tak mendapatkan jawabannya.

“Gue mau minum di apart lo.”

Senju menatap manik berwarna lilac yang nanar itu dengan lekat, mencari arti dari setiap kilauan yang terpancar disana. Tanpa fikir panjang, Senju pasrah saat Mitsuya menariknya pergi ke luar aula, meninggalkan acara yang hanya tersisa lagu terakhir dari bintang tamu malam ini. _

written by inupiei ...

“Senju, habis ini satu lagu lagi trus lo langsung naik panggung ya untuk penutupan.” Akkun selaku seksi acara segera menghampiri Senju yang berada tak jauh dari stage, gadis itu tidak ikut heboh dalam kerumunan orang-orang yang betsorak mengikuti setiap lirik dari Lagu Sheila on 7 berjudul Pemuja Rahasia.

Senju mengangguk menanggapi pertanyaan Akkun. “Dia udah pergi, Nju.” Ujar Hina saat menyadari sosok wanita yang bersama Mitsuya sedari awal acara tadi tidak menampakkan batang hidungnya.

“Udahlah, Hina.” Senju menarik kursi yang tak jauh darinya.

Sejak pembukaan acara hingga penampilan Sheila on 7, Senju tidak bergabung dengan meja Mikey, alasannya ia harus mengontrol acara dan ingin membantu konsumsi untuk coffee break.

“Semangat banget anjir Emma hahahah.” Hina tertawa saat mendapati Emma dari kejauhan yang sangat bersemangat mengiringi lagu bersama keramaian.

Aula sekolah cukup besar hingga menampung 500 orang, ide Mikey cukup bagus memilih sekolah sebagai lokasi Reuni.

Interaksi Mitsuya dan Senju malam ini hanya saling melempar pandangan tanpa menegur sapa satu sama lain. Senju yang memilih menjauh dari meja Mikey dan kawan-kawan serta Mitsuya yang membawa seorang gadis yang sempat Senju temui di kafe tempo hari karena insiden kecil.

Suasana hati Senju malam ini dibilang cukup baik, entah karena menjalani tanggungjawab sebagai ketua pelaksana atau karena pernyataan jujur Mikey tempo malam itu.

“Yuzuha tadi ga bawa souvenir ya?” Senju melirik Hina yang sibuk menata sisa-sisa konsumsi.

“Lupa kayanya.” Hina menggeleng dan mengumpulkan sisa-sisa snack di meja Senju berada.

“Gue angsur beberes dulu, Nju. Gapapa gue tinggal?” Hina memegang nampan dan bersiap menjauhi meja Senju.

“Aman, lu kira gue apa.” Senju menelan habis pie yang tersisa di meja. Hina melambaikan tangan kearah Senju sebelum melangkah pergi.

Jujur, sedari awal acara Senju memerogoki Mitsuya yang sering menatap dirinya cukup lama, hingga sekarang manik berwarna lilac itu tidak mengalihkan tatapannya dari Senju. Gadis ini merasa risih dan memilih untuk sibuk pada gawainya.

“Oi.” Mikey menghampiri Senju dengan sepiring cookies di tangannya.

“Gabung yuk anjing, ga enak gue liat lu sendiri-sendiri gini ntar kesurupan.” Mikey berbicara dengan mulut yang penuh dengan cookies.

“Males, ntar habis satu lagu lagi gue langsung penutupan.” Senju menggeleng-geleng dengan tingkah Mikey yang tak sabaran mengunyah cookies.

“Ini apa?” Suara Mikey sedikit berubah tenang, Senju sampai mengalihkan pandangan dari gawainya. Tatapan pria itu tertuju pada leher Senju.

Gadis berbalut blazer hitam itu awalnya tidak menyadari arah omongan Mikey, hingga ia sadar tatapan tajam yang diarahkan Mikey ke leher kanan miliknya.

“Nyamuk.” Senju buru-buru menutup leher dengan tangan kanannya. Tatapan Mikey benar-benar tajam, bisa saja menembus penglihatan Senju.

“Karna itu lu ga mau gabung di meja gue, he did this?” Mikey melunakkan tatapannya saat ia tau Senju mulai panik.

“Gue udah cover sama make-up.” Senju menyalakan kamera depan untuk melihat bagian leher yang terlihat marun pekat, make-up yang ia polesi kearah sana sudah memudar akibat keringat.

Mikey melempar tatapan sinis ke arah Mitsuya yang sibuk berbincang dengan Draken, ia mulai mempersempit jarak dengan Senju dan memiringkan wajahnya menatap lekat leher Senju.

“Lo ngapain?” Ujar Senju saat wajah Mikey begitu dekat dengannya.

Mikey menaikkan satu alisnya, “You better solve this problem, gue tau lo ga suka kalau gue ikut campur.” Mikey berjalan menjauhi Senju menuju meja Mitsuya dkk. ..

Senju menatap dirinya pada pantulan cermin toilet, ia tau Mikey tidak akan membiarkan hal seperti ini berlanjut jika ia sendiri tidak menyelesaikannya. Gadis itu bersiap melangkah pergi saat dua hansaplast yang ia temui di meja acara terpasang di lehernya, seharusnya sedari awal Senju memilih benda ini untuk menutupi bekas dilehernya.

Mitsuya bersandar pada dinding tepat diseberang pintu toilet perempuan, sudah jelas apa tujuan pria berbalut jas coklat muda ini disini.

Senju cukup terkejut mendapati kehadiran Mitsuya dengan santai mengalungkan dua tangannya didepan dada, tapi Senju lebih terkejut lagi dengan tatapan datar yang Mitsuya lempar padanya.

Merasa tidak ada keperluan, Senju melangkah pergi menjauhi pintu toilet.

“Jadi, kalian pacaran?” Kalimat Mitsuya cukup jelas dilontarkan ke arah Senju, gadis itu menghentikan langkah kakinya dan berbalik kearah Mitsuya.

“Who?” Senju melempar senyum sumringah miliknya saat pria di depannya tidak kunjung memberikan tatapan yang jelas.

“You and Mikey.” Suara Mitsuya melunak.

“Atas dasar apa nanya kaya gitu? Lo ga jelas tau ga?” Senju memutar kedua bola matanya dan memilih untuk keluar dari situasi ini.

“You said you would help me to move on, but.. like this?” Mitsuya menahan langkah Senju dengan kalimat-kalimatnya.

Senju berbalik arah berjalan kearah Mitsuya. “Like what? Speak clearly!!” Suara Senju mulai meninggi.

“Lo seharusnya bicara dengan jelas, answer my question with yes or no, bukan balik bertanya.” Mitsuya menghembuskan nafas kasar saat Senju berada 3 langkah di depannya.

“Gue ga tahu apa yang lo lakuin dengan cewe itu, disaat lo berusaha menggunakan gue buat ngelupain Yuzuha.” Senju mengalah dengan argumen egoisnya, ia mulai mengeluarkan beberapa kalimat yang seharusnya diucapkan.

“You use her too, right? While you also use me?” Senju membuang muka saat berusaha menyelesaikan semua kalimatnya.

Mitsuya diam mendengar curahan Senju yang cukup membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tujuan Mitsuya menunggu Senju keluar dari toilet adalah untuk mengetahui hubungannya dengan Mikey, ia tidak berfikir Senju akan melontarkan kalimat-kalimat tersebut.

Pria bernetra lilac itu tak kunjung bersuara, Senju memilih untuk segera pergi mengingat ia harus melakukan acara penutupan. Kembali langkahnya ditahan, kali ini dengan genggaman Mitsuya.

“I miss your Coffee.” Suara Mitsuya lebih tenang dari sebelumnya.

“Kopi yang tersedia disini, punya gue. Drink as you like.” Senju menghembuskan nafas kasar saat ia tak mendapatkan jawabannya.

“Gue mau minum di apart lo.”

Senju menatap manik berwarna lilac yang nanar itu dengan lekat, mencari arti dari setiap kilauan yang terpancar disana. Tanpa fikir panjang, Senju pasrah saat Mitsuya menariknya pergi ke luar aula, meninggalkan acara yang hanya tersisa lagu terakhir dari bintang tamu malam ini. _

written by inupiei ...

Mikey selonjoran di atas sofa sambil sibuk memainkan ponselnya. Pria itu sedikit memperhatikan Senju yang sibuk mengunyah cilor sambil menonton anime.

“Yang bener aja gue dikacangin?” Ujar Mikey melempar botol nü tea kosong yang sudah diteguk habis ke arah Senju.

“Lu mau apa?” Senju masih lanjut dengan aktivitasnya.

“Bicara sini sama gue.” Mikey menyimpan ponselnya.

“Dikit lagi, nanggung.” Senju mengisyaratkan Mikey untuk tutup mulut. Pria itu mendecakkan lidahnya dan berjalan ke arah Senju.

“Woi.” Mikey menarik kupluk hoodie yang sedari tadi bertengger di kepala Senju.

“Dikit lagi dibilang.” Senju menarik kembali kupluk seperti semula, dia tidak mau Mikey menyadari tanda ungu yang membekas di lehernya itu.

Mikey melangkah pergi menjauhi Senju menuju balkon. Apartemen milik Senju berada di lantai 8, cukup menampilkan suasana malam kota Manji yang masih sibuk akan aktivitasnya.

Mikey bersandar cukup lama memperhatikan lampu-lampu lalu lintas yang kian berganti, hingga Senju datang menghampirinya dengan secangkir kopi panas.

Mereka cukup lama dalam diam ditemani secangkir kopi racikan Senju, sebelum Mikey memutuskan untuk membuka pembicaraan.

“Sejak kepulangan dari NYC, lo aneh. Ada masalah apa?” Mikey bersandar di pagar pembatas balkon dan menempelkan kedua sikunya.

Senju diam dan memandang lurus ke bawah, memperhatikan pemandangan malam kota Manji.

“Bicara, dipendam lama-lama ga baik. Kebiasaan lo gitu.” Ucapan Mikey berhasil membuat Senju tertawa pelan.

“Emang gue gitu ya?” Pertanyaan Senju dijawab anggukan oleh Mikey.

“Do you love me, Mikey?” Mikey menatap gadis disampingnya dengan menaikkan alis mendengar pertanyaan Senju.

“Of course i do.” Ujar Mikey.

Senju menghembuskan nafas kasar. Gadis itu memejamkan matanya lama, tampak perasaan tidak terima di ekspresinya.

“As a sister.”

Kalimat terakhir Mikey membuat Senju menatapnya lekat. “Jujur sama gue, Mik.” Ekspresi Senju saat ini seperti orang tertekan.

Mikey tertawa pelan, “I'm telling the truth.”

“Lo udah punya Emma, it doesn't make sense.” Senju menggelengkan kepalanya.

“Gue ngeliat Emma bukan sebagai saudara, tapi seperti Ibu. Lo tau dengan baik kalau gue ga punya figur Ibu.” Mikey memutar tubuhnya kembali menghadap langit malam Kota Manji.

Senju masih tidak yakin dengan jawaban pria berbalut kaus oblong hitam disampingnya ini. Ia dan teman-teman yang lain sangat yakin kalau Mikey punya perasaan lebih padanya.

“Emma tau Ibu kami meninggal saat melahirkannya, diumur 2 tahun ia mulai belajar mengenali dapur dan ngurusin gue serta mulai belajar masak. Dia sering ngurusin gue, dia selalu nasehatin gue dan dia satu-satunya peran Ibu yang gue dapet. Gue ga dapet figur saudari dari Emma.” Ucapan Mikey cukup membuat Senju sedikit yakin, pasalnya gadis ini tau kalau Emma benar-benar berusaha mengurusi keluarganya.

“Saat ketemu lo di dojo dan sering ngajak gue duel dan juga kita sering berantem, gue makin sering deketin lo karena gue ingin punya ikatan sama lo. Makin hari gue makin anggap lu sebagai saudara, karena Bang Shin terlalu jauh umurnya untuk gue jadiin seumuran hahahaha. Bang Iza terlalu formal dan kaku, jadi berantemnya ga seseru sama lo.” Mikey tertawa kencang mengakhiri kalimatnya.

“Gue jujur, Senju. Gue menyayangi lo sebagai saudara kandung. Gue peduli sama lo sebagai saudara kandung.” Mikey meneguk kopi di genggamannya sebelum meyelesaikan kalimat.

“Gue bisa aja numbuhin perasaan cringe terhadap lu-”

“Cringe bahasa lu.” Potong Senju.

“Hahaha, ya semacam itu. Gue bisa aja, tapi gue udah aware dari dulu untuk engga. Dan syukur deh gue belum punya perasaan itu. Yaaa.. kalo lo maksa mau jadiin gue pacar lo, butuh waktu numbuhin perasaan cringe itu.” Ucapan Mikey membuat Senju tertawa.

“Gue kira lo ga dikasih tau Cipuy tentang perasaan gue.” Senju memelakangi pagar balkon dan menghadap lurus ke ruangannya.

“Ada, dia bilang harapan gue ke Senju pupus, tapi gas dulu aja siapa yang tau takdir hahahahah. Dia juga cerita tentang perasaan lo terhadap teman, jadi gue udah tau.” Ucapan Mikey direspon anggukan oleh Senju.

“Thank's, Mik. Gue cukup lega.” Mikey menatap perubahan di wajah Senju, tapi tidak dengan tatapan yang masih kosong.

“You should ask him that question.” Ucapan Mikey dibalas tatapan tanya oleh Senju.

“I know this for a long time. Yes, Mitsuya.” Mikey mengangguk dengan senyuman. Senju berkedip beberapa kali mencerna ucapan Mikey.

“Gue ga tau apa yang terjadi sama kalian selama di NYC dan gue yakin hal itu yang buat lo diam akhir-akhir ini. Satu yang gue sangat yakin, tadi di kafe, lo nolak Mitsuya?” Pertanyaan Mikey membuat Senju tidak bisa mencerna setiap jawabannya.

“Gue- gue ga nolak?” Seolah yakin dengan jawabannya, Senju baru berani terbuka tentang Mitsuya.

“Ekspresi Mitsuya mudah dibaca. Saat dia kembali ke meja dengan air mineral, ekspresinya benar-benar seperti orang yang baru saja di tolak.” Mikey meyakinkan Senju dengan kalimat-kalimatnya.

“Gue bingung.” Senju menunduk memperhatikan kopi di genggamannya.

“Talk to him. Ga semua hal bisa lo pendam.”

Senju sempat diam mencerna ucapan Mikey sebelum dia mengangguk.

“Lo tau sejak kapan?” Senju penasaran dengan pernyataan Mikey yang tiba-tiba.

“Awal SMA. Seorang Senju yang tiba-tiba badmood sebulan penuh yang sebelumnya Mitsuya ngajak Yuzuha ngumpul bareng kita. Senju yang kepo minta ampun tentang Mitsuya dan Senju yang memerah saat siapapun yang lagi bahas Mitsuya, now you better look on your face.” Ucapan Mikey membuat Senju menarik paksa tali kupluk hoodie miliknya, hingga menyisakan lubang hidung.

“Selesaikan, gue dukung lo sama Mitsuya.” Mikey menghabiskan tegukan terakhir kopi miliknya sebelum melangkah pergi meninggalkan Senju yang masih berusaha menormalkan wajahnya. _

written by inupiei ...

Mitsuya kembali ke meja Yuzuha dkk dengan tumblr dan sebotol gelas ¾ berisi air mineral. Ekspresi datar Mitsuya masih cukup tergambar saat ini walaupun pria itu berusaha menyembunyikannya, entah kenapa ekspresi semacam ini bisa tergambar setelah respon Senju beberapa menit yang lalu.

“Lama banget Mitsuya, tersesat?” Ujar Yuzuha menangkap tumblr miliknya.

“Habis dari toilet.” Mitsuya menampilkan senyuman andalannya saat merespon Yuzuha.

“Ada toilet di belakang?” Ujar Emma yang sedang duduk di sebelah Draken.

Mitsuya tidak menanggapi pertanyaan Emma, tatapannya bertemu dengan Kazutora yang melempar senyum dengan gelengan kepala, Mitsuya hanya membuang muka.

“Yuzu, ga sama Ran?” ujar Mitsuya mengalihkan pertanyaan Emma.

“Kak Ran lagi meeting di luar kota, palingan nyampe malam. Oh iya, kamu apa kabar Mitsuya?” Yuzuha penasaran dengan keadaan pria ini.

Mitsuya cukup menatap Yuzuha lama, seperti meyakini dirinya sendiri terhadap perasaan lama yang masih tertinggal. “Still into you, but don't worry i try not to.” Mitsuya meneguk habis mineral miliknya.

“Kamu gimana? Kandungannya sehat? Lagi suka ngidam apa?” Pernyataan Mitsuya dan pertanyaan barusan membuat teman-temannya saling melemparkan wajah kebingungan.

Yuzuha sedikit canggung, dia tidak mengharapkan respon seperti ini dari Mitsuya. “Aku sehat dan bayi aku juga, lagi ngidam soto padang buatan kamu deh.” Respon Yuzuha membuat Kazutora memutarkan bola matanya.

“Sebelum balik, aku buatin.” Mitsuya tersenyum cukup dalam, membuat siapapun yang melihatnya teriris terhadap bagaimana pria itu memandangi Yuzuha.

“Ikut aja yu, nanti Rindou jemput aku.” Ujar Yuzuha.

“Mitsuya lo ikut gue nyelesain dekor di sekolah.” Kazutora menyela percakapan dua sejoli yang sudah lama kandas itu.

“Ikut gue GR bang nanti ya, masa lo enak-enakkan doang.” Ujar Takemichi saat mendapati tatapan Kazutora untuk ikut menghalangi rencana Yuzuha.

“Kemana, Nju?” Ujar Emma menyadari Senju yang berbalut hoodie, menutup rapat wajahnya. Yang lain awalnya fokus pada mitsuzuha, sekarang ikut memandangi Senju yang berpenampilan aneh.

“Oh. Ke sekolah, bantuin Takemichi ngedekor.” Senju menjawab pertanyaan Emma tanpa memandangi sekelilingnya.

“Hah? Ini Michi disini?” Ujar Mikey.

“Ooh. Gue- gue mau balik duluan, adonan tinggal dipanggang sama Hina, ups-” Senju yang tergesa-gesa menggapai pintu keluar kafe, tiba-tiba menabrak seorang gadis yang baru saja memasuki kafe. Tabrakannya cukup kuat hingga kupluk hoodie yang Senju pakai terlepas.

“Sorry.” Jawab gadis itu kepada Senju.

“It's ok- okay.” Senju tau siapa gadis di depannya ini.

“Eh.. Senju?” Ujar gadis yang berpakaian modis tersebut.

“Mitsuya!! Is she Senju? Senju yang waktu itu?” Ujar gadis yang Senju yakin namanya, Nessㅡ senior Mitsuya di Londre.

Apa yang gadis ini lakukan disini?

Mitsuya menghampiri dua gadis tersebut. “Dia ya?” Ujar Ness sambil memperhatikan penampilan Senju dari atas hingga bawah.

Tatapan Mitsuya tertuju pada leher bertanda ungu tua milik Senju, pria itu baru sadar bahwa tanda yang ia buat cukup telihat jelas. Mitsuya memandangi Senju yang menatapnya dengan tatapan kosong, ia tidak tahu harus apa saat ini.

“Aku tidak menyangka Senju-”

“Yeah. Lanjutkan pembicaraan kalian, just.. get out of my way.” Ujar Senju memotong ucapan Ness dan melangkah pergi, meninggalkan tatapan-tatapan bingung dari teman-temannya. _

written by inupiei ...

Senju mengatur nafas pelan saat suara serak itu melafalkan, “I miss you.” Ia masih membeku di tempat, Mitsuya yang masih enggan untuk beranjak dari bahu Senju.

Senju merasakan deruan nafas pria di sampingnya mengenai daun telinga kanan, entah sampai kapan pria itu bisa bertahan di posisi saat ini.

Mitsuya meletakkan tumblr Yuzuha yang di pegangnya sedari tadi, lengan pria itu mulai melingkari perut Senju.

“Why don't you respond to my chat?” Mitsuya menenggelamkan wajahnya di leher Senju, gadis itu sedikit menepis saat nafas Mitsuya berhembus lembut di lehernya.

“Senju? Please talk.” Mitsuya cukup nakal saat ini, pria itu mulai menempelkan bibirnya di titik rangsang leher Senju dan menghisapnya pelan.

“Stop it.” Senju tidak bisa untuk diam lebih lama, tindakan Mitsuya kali ini benar-benar membuat gadis itu bingung bagaimana harus meresponnya.

“Stop it.. hah hah- Mitsuya, stop.” Senju melepaskan diri dari pelukan Mitsuya yang cukup erat, gadis itu memegangi lehernya dan bernafas tak karuan, wajahnya memerah bercampur kaget, dia menatap Mitsuya cukup lekat.

“What's wrong with you?” Senju mengatur nafasnya perlahan.

“I just made a mark for mine.” Raut wajah Mitsuya datar saat merespon Senju, pria itu mengambil kembali tumblr Yuzuha dan melangkah pergi.

Senju menatap punggung yang kian menjauh dari pandangannya, pikiranya bertambah kalut saat ia mendapati bayangan Hina di sebelah oven.

“Kenapa disitu, Hina?” Senju sudah mengatur normal pernafasannya.

“Sorry, gue ga sengaja dengar.” Hina berjalan kearah Senju yang sedikit tersandar di dinding. Hina melanjutkan beberapa pekerjaan Senju yang terhenti, ia mengusap pelan pundak Senju sebelum benar-benar kembali melanjutkan aktivitas. _

written by inupiei ...

Hari ini Senju, Emma dan Hina ikut bantu persiapan konsumsi. Yuzuha juga ikut membantu, tapi dia bagian finishing karena sedang tidak ingin banyak bergerak, kehamilan gadis itu sudah memasuki bulan ke-3.

Mikey dan Chifuyu ada di Cafe, mereka membantu finishing cokelat dan beberapa permen. Yuzuha duduk satu meja dengan mereka, sedangkan Senju dkk sibuk dibagian dapur.

Hari ini cafe Senju tidak terlalu ramai dikarenakan masih jam sekolah. Bel pintu masuk cafe berbunyi, menandakan seseorang baru saja datang. Yuzuha harus segera mengambil cream moccha di dapur untuk menyelesaikan hiasan choco pie miliknya.

“Eh-” Ujar Yuzuha tak sengaja menyenggol pria saat ia berusaha untuk berdiri. Gadis itu mencium aroma citrus yang tak asing dari pria didepannya ini, dia berusaha berdiri dengan perut yang sedikit membesar dengan bantuan pria itu.

“Mitsuya?” Ucapan Yuzuha dengan nada suara tinggi, memecahkan fokus 2 pemuda lainnya.

“Cepat juga bang sampenya?” Chifuyu berdiri menyambut Mitsuya yang masih berdiri di samping Yuzuha. Pria itu tersenyum manis seperti biasa.

“Datang juga lo.” Ujar Mikey memberikan ekspresi bersahabat. _

written by inupiei ...

H-4 Reuni.

Senju dan teman-temannya ikut turun mempersiapkan dekorasi, sound system dan keperluan lainnya. Masalah konsumsi, semua bahan telah selesai dan beberapa kue kering sudah selesai hanya sisa beberapa kue yang harus dibuat H-1 bahkan H-2 sebelum acara.

Senju sedang sibuk mengaitkan beberaoa tangkai bunga untuk pajangan, tiba-tiba Kazutora datang menyodorkan ponsel kearahnya. Senju memberikan tatapan bertanya.

“Dia mau ngomong sama lu.”

“Siapa?” Senju menerima uluran ponsel dari Kazutora dan melihat nama pemanggil yang tertera disana. 'Mitsuya Kerang Ungu.'

apa-apaan dengan nama itu?

Raut wajah Senju yang semula terlihat fokus, saat ini berubah datar. Perasaan bingung serta ketidaksenangannya muncul bercampuran. Gadis itu mendekatkan ponsel ketelinganya.

“Sen-”

“Nanti, gue lagi ga ada waktu.” Senju buru-buru melontarkan kalimat tersebut dan mematikan ponsel. Membuat Kazutora heran dengan tingkah gafis yang saat ini menghembuskan nafas berat.

“Nju.” Gumam Kazutora saat Senju mengembalikan ponselnya. Yang dipanggil hanya diam menatap pria beranting lonceng di depannya.

“Kalau ada masalah, selesain. Liat, kerjaan lo jadi ga fokus gini.” Kazutora menunjuk bunga-bunga yang berjatuhan tak ikut terikat oleh Senju saat ia membuat buket bunga. _

written by inupiei ...

Mikey menghentikan aktivitas game online dan meneguk habis americano miliknya saat pemberitahuan dari sumber suara menggema disetiap sudut bandara bahwa pesawat dari NYC telah berhasil mendarat beberapa menit yang lalu. Pria dengan balutan kemeja flanel kota-kotak itu telah menunggu selama 3 jam lebih, dia memutuskan datang sesuai jam keberangkatan Senju. Langkah Mikey mulai terarah pada gadis yang mendorong koper abu-abu dan eraphone yang bertengger di kedua telinga. Mikey mulai memeriksa ponselnya, tidak ada pesan dari gadis itu kalau dia sudah mendarat dan saat ini sedang berjalan menjauhi pintu kedatangan. Mikey sempat berhenti dari langkahnya dan memandangi Senju yang terlihat melamun dan tak biasa, pria itu segera memperpendek jarak mereka. Mikey tepat berdiri di depan Senju yang sedikit menunduk dan tidak memperhatikan lawan di depannya. Tanpa aba-aba, Senju menghindari sosok pria yang mencoba menghalangi jalannya. Mikey menarik earphone tali yang menutup pendengaran gadis mungil itu. “Hei.” Sapa Mikey menahan bahu gadis yang sedikit linglung tersebut. Kesadaran Senju kembali, gadis itu tertegun mendapati Mikey ada di sebelahnya. “Oh iya, Mikey.” Tiga kata yang terucap dari mulut Senju sukses membuat kening Mikey berkerut. “Lo kerasukan? Kok ga ngabari gue? Untung gue nyusul kalo ga lu-” Ucapan Mikey terputus saat Senju kembali melamun dengan pikiran yang tak Mikey mengerti. Di matanya, Senju saat ini seperti orang hilang yang kebingungan mencari arah pulang dalam diam. “Ayo pulang.” Mikey menarik Senju dan koper milik gadis itu menjauhi pintu kedatangan. _

written by inupiei ...

Mitsuya menarik koper Senju dengan mendahului langkah gadis itu. Mereka memasuki bandara 20 menit sebelum keberangkatan Senju. Mitsuya membantu Senju check-in dan mengantar gadis itu menuju ruang tunggu. “Udah semuakan? Hp? Dompet? Ga ada yang ketinggalan?” Ujar Mitsuya merapikan syal yang melingkari leher Senju. Gadis yang ditanya hanya menggeleng sambil memegangi pasport dan ID card miliknya. “Oh ya, tadi di mobil gue naruh kotak kecil pita abu-abu, ya. Itu kopi yang katanya lo suka.” Ujar Senju mengambil antrian untuk memasuki ruang tunggu. “Thanks.” Ujar Mitsuya ikut mengambil antrian. “Nanti benaran di jemput Mikey? Kabari aja dari sekarang biar lo ga nunggu.” Mitsuya menjadi sedikit nyinyir. “Udah.” Ujar Senju melihat ponselnya, pesan untuk Mikey sudah terkirim. Antrian Senju tinggal 2 orang lagi, Mitsuya memegang lengan kiri gadis itu. “Dia kenapa?” batin Senju. “Nanti pas sampe kabari gue, langsung ganti baju trus tidur aja, jangan mandi.” Pegangannya cukup erat saat antrian selanjutnya adalah Senju. “Iya Mitsuya. Anyway-” Senju natap Mitsuya. Lelaki itu sedikit pucat.
“You smoke right? Gue tau yang lo lakuin adalah cara untuk healing, but.. jangan rusak diri lo dengan ganja. Saat udah sukses healing, bilang ke gue. Gue mau kompensasi atas bantuan yang gue beri hahaha.” Saat ini giliran Senju untuk melakukan pemeriksaan, gadis itu berjinjit menggapai tinggi pria yang masih memakai tuxedo dongker, ia mengusap puncak kepala Mitsuya. Mitsuya hanya diam menatap wanita di depannya yang masih asik dengan aktivitas mengusap kepala. Ada perasaan hampa dan kosong memenuhi hatinya saat ini, berharap kalau gadis yang sedang tersenyum manis dengan balutan sweater oversized ini bisa untuk menetap lebih lama. Tanpa sadar Mitsuya mengecup pelan sudut bibir Senju yang masih berusaha menyamakan tinggi dengannya. Senju mematung dan menghentikan aktivitasnya, dia merasa jiwanya seperti dibawa terbang sejauh mungkin. Gadis itu tersadar saat pasport, ID Card dan tiketnya telah selesai diperiksa oleh petugas. Senju memasuki ruang tunggu dengan suasana hati bingung, tanpa peduli dengan Mitsuya yang memandang kepergiannya. _

written by inupiei ...

Mitsuya menarik koper Senju dengan mendahului langkah gadis itu. Mereka memasuki bandara 20 menit sebelum keberangkatan Senju. Mitsuya membantu Senju check-in dan mengantar gadis itu menuju ruang tunggu. “Udah semuakan? Hp? Dompet? Ga ada yang ketinggalan?” Ujar Mitsuya merapikan syal yang melingkari leher Senju. Gadis yang ditanya hanya menggeleng sambil memegangi pasport dan ID card miliknya. “Oh ya, tadi di mobil gue naruh kotak kecil pita abu-abu, ya. Itu kopi yang katanya lo suka.” Ujar Senju mengambil antrian untuk memasuki ruang tunggu. “Thanks.” Ujar Mitsuya ikut mengambil antrian. “Nanti benaran di jemput Mikey? Kabari aja dari sekarang biar lo ga nunggu.” Mitsuya menjadi sedikit nyinyir. “Udah.” Ujar Senju melihat ponselnya, pesan untuk Mikey sudah terkirim. Antrian Senju tinggal 2 orang lagi, Mitsuya memegang lengan kiri gadis itu. “Dia kenapa?” batin Senju. “Nanti pas sampe kabari gue, langsung ganti baju trus tidur aja, jangan mandi.” Pegangannya cukup erat saat antrian selanjutnya adalah Senju. “Iya Mitsuya. Anyway-” Senju natap Mitsuya. Lelaki itu sedikit pucat.
“You smoke right? Gue tau yang lo lakuin adalah cara untuk healing, but.. jangan rusak diri lo dengan ganja. Saat udah sukses healing, bilang ke gue. Gue mau kompensasi atas bantuan yang gue beri hahaha.” Saat ini giliran Senju untuk melakukan pemeriksaan, gadis itu berjinjit menggapai tinggi pria yang masih memakai tuxedo dongker, ia mengusap puncak kepala Mitsuya. Mitsuya hanya diam menatap wanita di depannya yang masih asik dengan aktivitas mengusap kepala. Ada perasaan hampa dan kosong memenuhi hatinya saat ini, berharap kalau gadis yang sedang tersenyum manis dengan balutan sweater oversized ini bisa untuk menetap lebih lama. Tanpa sadar Mitsuya mengecup pelan sudut bibir Senju yang masih berusaha menyamakan tinggi dengannya. Senju mematung dan menghentikan aktivitasnya, dia merasa jiwanya seperti dibawa terbang sejauh mungkin. Gadis itu tersadar saat pasport, ID Card dan tiketnya telah selesai diperiksa oleh petugas. Senju memasuki ruang tunggu dengan suasana hati bingung, tanpa peduli dengan Mitsuya yang memandang kepergiannya. _