written by inupiei ...
“Senju, habis ini satu lagu lagi trus lo langsung naik panggung ya untuk penutupan.” Akkun selaku seksi acara segera menghampiri Senju yang berada tak jauh dari stage, gadis itu tidak ikut heboh dalam kerumunan orang-orang yang betsorak mengikuti setiap lirik dari Lagu Sheila on 7 berjudul Pemuja Rahasia.
Senju mengangguk menanggapi pertanyaan Akkun. “Dia udah pergi, Nju.” Ujar Hina saat menyadari sosok wanita yang bersama Mitsuya sedari awal acara tadi tidak menampakkan batang hidungnya.
“Udahlah, Hina.” Senju menarik kursi yang tak jauh darinya.
Sejak pembukaan acara hingga penampilan Sheila on 7, Senju tidak bergabung dengan meja Mikey, alasannya ia harus mengontrol acara dan ingin membantu konsumsi untuk coffee break.
“Semangat banget anjir Emma hahahah.” Hina tertawa saat mendapati Emma dari kejauhan yang sangat bersemangat mengiringi lagu bersama keramaian.
Aula sekolah cukup besar hingga menampung 500 orang, ide Mikey cukup bagus memilih sekolah sebagai lokasi Reuni.
Interaksi Mitsuya dan Senju malam ini hanya saling melempar pandangan tanpa menegur sapa satu sama lain. Senju yang memilih menjauh dari meja Mikey dan kawan-kawan serta Mitsuya yang membawa seorang gadis yang sempat Senju temui di kafe tempo hari karena insiden kecil.
Suasana hati Senju malam ini dibilang cukup baik, entah karena menjalani tanggungjawab sebagai ketua pelaksana atau karena pernyataan jujur Mikey tempo malam itu.
“Yuzuha tadi ga bawa souvenir ya?” Senju melirik Hina yang sibuk menata sisa-sisa konsumsi.
“Lupa kayanya.” Hina menggeleng dan mengumpulkan sisa-sisa snack di meja Senju.
“Gue angsur beberes dulu, Nju. Gapapa gue tinggal?” Hina memegang nampan dan bersiap menjauhi meja Senju.
“Aman, lu kira gue apa.” Senju menelan habis pie yang tersisa di meja. Hina melambaikan tangan kearah Senju sebelum melangkah pergi.
Jujur, sedari awal acara Senju memerogoki Mitsuya yang sering menatap dirinya cukup lama, hingga sekarang manik berwarna lilac itu tidak mengalihkan tatapannya dari Senju. Gadis ini merasa risih dan memilih untuk sibuk pada gawainya.
“Oi.” Mikey menghampiri Senju dengan sepiring cookies di tangannya.
“Gabung yuk anjing, ga enak gue liat lu sendiri-sendiri gini ntar kesurupan.” Mikey berbicara dengan mulut yang penuh dengan cookies.
“Males, ntar habis satu lagu lagi gue langsung penutupan.” Senju menggeleng-geleng dengan tingkah Mikey yang tak sabaran mengunyah cookies.
“Ini apa?” Suara Mikey berubah sedikit tenang, Senju sampai mengalihkan pandangan dari gawainya. Tatapan pria itu tertuju pada leher Senju.
Gadis berbalut blazer hitam itu awalnya tidak menyadari arah omongan Mikey, hingga ia sadar tatapan tajam yang diarahkan Mikey ke leher kanan miliknya.
“Nyamuk.” Senju buru-buru menutup leher dengan tangan kanannya. Tatapan Mikey benar-benar tajam, bisa saja menembus penglihatan Senju.
“Karna itu lu ga mau gabung di meja gue, he did this?” Mikey melunakkan tatapannya saat ia tau Senju mulai panik.
“Gue udah cover sama make-up.” Senju menyalakan kamera depan untuk melihat bagian leher yang terlihat marun pekat, make-up yang ia polesi kearah sana sudah memudar akibat keringat.
Mikey melempar tatapan sinis ke arah Mitsuya yang sibuk berbincang dengan Draken, ia mulai mempersempit jarak dengan Senju dan memiringkan wajahnya menatap lekat leher Senju.
“Lo ngapain?” Ujar Senju saat wajah Mikey begitu dekat dengannya.
Mikey menaikkan satu alisnya, “You better solve this problem, gue tau lo ga suka kalau gue ikut campur.” Mikey berjalan menjauhi Senju menuju meja Mitsuya dkk. ..
Senju menatap dirinya pada pantulan cermin toilet, ia tau Mikey tidak akan membiarkan hal seperti ini berlanjut jika ia sendiri tidak menyelesaikannya. Gadis itu bersiap melangkah pergi saat dua hansaplast yang ia temui di meja acara terpasang di lehernya, seharusnya sedari awal Senju memilih benda ini untuk menutupi bekas dilehernya.
Mitsuya bersandar pada dinding tepat diseberang pintu toilet perempuan, sudah jelas apa tujuan pria berbalut jas coklat muda ini disini.
Senju cukup terkejut mendapati kehadiran Mitsuya dengan santai mengalungkan dua tangannya didepan dada, tapi Senju lebih terkejut lagi dengan tatapan datar yang Mitsuya lempar padanya.
Merasa tidak ada keperluan, Senju melangkah pergi menjauhi pintu toilet.
“Jadi, kalian pacaran?” Kalimat Mitsuya cukup jelas dilontarkan ke arah Senju, gadis itu menghentikan langkah kakinya dan berbalik kearah Mitsuya.
“Who?” Senju melempar senyum sumringah miliknya saat pria di depannya tidak kunjung memberikan tatapan yang jelas.
“You and Mikey.” Suara Mitsuya melunak.
“Atas dasar apa nanya kaya gitu? Lo ga jelas tau ga?” Senju memutar kedua bola matanya dan memilih untuk keluar dari situasi ini.
“You said you would help me to move on, but.. like this?” Mitsuya menahan langkah Senju dengan kalimat-kalimatnya.
Senju berbalik arah berjalan kearah Mitsuya. “Like what? Speak clearly!!” Suara Senju mulai meninggi.
“Lo seharusnya bicara dengan jelas, answer my question with yes or no, bukan balik bertanya.” Mitsuya menghembuskan nafas kasar saat Senju berada 3 langkah di depannya.
“Gue ga tahu apa yang lo lakuin dengan cewe itu, disaat lo berusaha menggunakan gue buat ngelupain Yuzuha.” Senju mengalah dengan argumen egoisnya, ia mulai mengeluarkan beberapa kalimat yang seharusnya diucapkan.
“You use her too, right? While you also use me?” Senju membuang muka saat berusaha menyelesaikan semua kalimatnya.
Mitsuya diam mendengar curahan Senju yang cukup membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tujuan Mitsuya menunggu Senju keluar dari toilet adalah untuk mengetahui hubungannya dengan Mikey, ia tidak berfikir Senju akan melontarkan kalimat-kalimat tersebut.
Pria bernetra lilac itu tak kunjung bersuara, Senju memilih untuk segera pergi mengingat ia harus melakukan acara penutupan. Kembali langkahnya ditahan, kali ini dengan genggaman Mitsuya.
“I miss your Coffee.” Suara Mitsuya lebih tenang dari sebelumnya.
“Kopi yang tersedia disini, punya gue. Drink as you like.” Senju menghembuskan nafas kasar saat ia tak mendapatkan jawabannya.
“Gue mau minum di apart lo.”
Senju menatap manik berwarna lilac yang nanar itu dengan lekat, mencari arti dari setiap kilauan yang terpancar disana. Tanpa fikir panjang, Senju pasrah saat Mitsuya menariknya pergi ke luar aula, meninggalkan acara yang hanya tersisa lagu terakhir dari bintang tamu malam ini. _