written by inupiei
“Kepalanya udah gapapa?” Hanma melajukan motor KLX miliknya dengan kecepatan sedang setelah keluar dari pekarangan rumah Hinata.
Yuzuha masih diam melamun akan percakapan dirinya dan Hinata sesaat sebelum gadis itu memutuskan pergi. Baginya, berteman dengan Hinata sudah sejak tahun pertama di SMANDER karena kepengurusan MPK. Hanyasaja, baru kelas 12 ini mereka satu kelas.
“Sayang?”
Hanma menepi, pria itu menggeser tubuhnya menghadap kearah sang gadisㅡmemastikan Yuzuha baik-baik sajaㅡ yang sedang diam melamun.
“Zu?” Panggilan kedua kali dari pria jangkung ini sukses membuyarkan lamunan Yuzuha.
Gadis itu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, seperti lupa bahwa ia sedang diperjalanan pulang bersama sang kekasih.
“Apa tadi?” Tanya gadis bersurai ginger yang tengah mengencangkan kaitan helm.
Hanma mengusap pelan surai Yuzuha yang sesekali menutup penglihatan sang gadis. “Mau makan dulu?”
Yuzuha menggeleng. “Lanjut pulang aja.”
Respon Yuzuha membuat Hanma sedikit cemas, pasalnya ia tidak terlalu peka akan jalan fikiran kekasihnya ini.
Hanma memasuki pekarangan rumah Shiba saat pagar yang biasanya terkunci, saat ini terbuka. Jadi, pria jangkung berbalut sepatu bola ini memberanikan diri melajukan motor miliknya ke area pekarangan.
Netra Hanma menyipit saat mendapati motor Yamaha NVX sedang parkir beberapa langkah dari posisinya saat ini.
“Ada tamu?” Tanya Hanma pada Yuzuha yang saat ini sedang turun dari motornya.
Gadis itu sedang sibuk melepaskan helm dan memberi respon dengan gelengan.
“Itu motor siapa?”
Pertanyaan Hanma membuat Yuzuha mengalihkan netranya pada jari telunjuk pria yang tengah meminta penjelasan darinya.
Yuzuha membenarkan rambutnya, melirik jam tangan dan beralih pada Hanma yang saat ini menunggu jawaban darinya dengan ekspresi dingin.
“Teman Hakkai mungkin. Aku masuk, ya? Makasih.” Yuzuha melangkah pergi, tapi kalimat Hanma cukup kuat menahan dirinya untuk tidak mengambil langkah lebih.
“What is he doing here?” Hanma berdiri menghadap Yuzuha yang saat ini tidak berbalik arah.
Gadis bersurai panjang ini menghembuskan nafas kasar sebelum berbalik arah. “Siapa sayang?” Suara Yuzuha sedikit melunak.
“Him!” Tunjuk Hanma dengan tatapan miliknya pada lantai dua rumah Yuzuha yang tidak tertutup gorden. Pria yang Hanma maksud juga tengah berdiri tegak menghadap ke arahnya dengan satu tangan menggenggam ponsel.
Yuzuha mengikuti arah tatapan Hanma. Gadis itu terkekeh pelan sebelum pergi meninggalkan Hanma yang terlihat kesal. “See you later.”
“Ini alasan ga mau ikut ke gor? Malah bilang sakit kepala? Dan kamu ga pernah bawa aku masuk kerumah, tapi dia?” Kalimat Hanma cukup membuat Yuzuha kembali terkekeh.
“He is special, dumbass.” Gadis bersurai gingger itu melambaikan tangan miliknya dan menyiapkan beberapa kalimat yang sangat ingin dia sampaikan.
Yuzuha menekan knop pintu, sebelum itu ia berbalik arah pada Hanma yang tengah ingin melontarkan beberapa kalimat. “We're done Shuji. Don't ever threaten me again by hurting the people closest to me. Bye!”
Gadis itu menghilang dibalik pintu, Hanma diam tak berkutik. Pria itu masih mencerna tiap kalimat yang ia terima. Entahlah, dia tidak yakin untuk datang ke gor malam ini. Tapi, ancaman ditendang keluar dari klub futsal membuatnya segera cepat menuju lokasi latihan.
Yuzuha bersandar di depan pintu, masih mencerna beberapa kalimat yang ia berikan pada Hanma apakah sudah tepat?
“Welcome home?” Kazutora menuruni anak tangga, berlagak seperti tuan rumah.
Gadis bermanik kuning keorenan ini terkekeh sambil berjalan menuju dapur, meneguk air putih yang ia dapat dari lemari pendingin.
“Gue bilang jam-”
“Jam enam kan?” Ujar Kazutora menyambung ucapan Yuzuha yang sedang melirik jam tangannya yang saat ini tepat jam 6.
Kazutora bersandar pada dinding dapur. “Antrian nyonyor ga terlalu rame, jadi gue dapat duluan.”
“Lu beneran beli?” Yuzuha terkejut mendengar celotehan pria yang beberapa jam lalu cukup membuatnya sangat kesal.
“Kak tadi Bang Kajut-” Celoteh Hakkai yang sedang menuruni anak tangga dengan mengunyah kerupuk pangsit pesanan Yuzuha.
Hakkai terdiam, “Oh ! Ini bang Kajut, gue kira lo pulang?”
Kazutora menggeleng, “Yakali gue cabut saat orang rumah ke toilet karena sakit perut ngabisin satu bungkus nyonyor?”
Yuzuha membelalak, “Lo habisin berapa nyonyor gue??” Gadis itu berlari ke lantai atas sambil menyenggol sang adik yang tengah kepedasan.
Kazutora menyusul, “Kok lu makan lagi anjir? Ga kapok apa? Satu aja udah bikin lo mencret?”
Hakkai menggeleng dengan tampang kepedasan miliknya.
“BAWAIN LEMONTEA DINGIN KE KAMAR GUE DUA GELAS HAKKAI !!” Teriak Yuzuha dari lantai atas.
“Iyaa nanti gue susul yahh..” Sang adik kewalahan menahan pedas yang mengitari lidahnya.
“JANGAN MASUK KAMAR GUE LU!!”
Suara Yuzuha mulai mengecil, mungkin sang gadis menuju kamarnya.
“KAJUT GUE TUNGGU DI KAMAR !!”
Sorakan terakhir Yuzuha membuat Kazutora membelalak yang saat ini ia saling hadap-hadapan dengan Hakkai di anak tangga.
“Ngapain di kamar?” Pria itu sedikit kikuk.
Hakkai menatap Kazutora tajam, “Jangan aneh-aneh lo bang.”
Kamar bernuansa coklat muda dengan aroma coklat dari magic sprayㅡmengeluarkan bunyi semprotan setiap 3 menit sekaliㅡdi kamar Yuzuha, membuat Kazutora terpana akan suasana kamar gadis dan sedikit kikuk. Ia sedang duduk lesehan di karpet berwarna coklat tua sambil memperhatikan sang gadis sedari tadi sibuk menata buku-bukunya.
“Hmmm.. Ju?” Tutur Kazutora saat Yuzuha tak kunjung selesai dengan kesibukannya.
“Sorry.” Ujar Yuzuha berjalan kearah pria yang saat ini bersandar di kaki ranjangnya.
Gadis itu mengambil bungkusan pangsit nyonyor yang sengaja ia taruh di karpet.
Salah satu dari mereka belum berani membuka suara, hanya terdengar suara geraham milik Yuzuha yang sibuk mengunyah santapannya.
“Maaf, Yuzu.”
Dua kalimat milik Kazutora membuat Yuzuha tersedak. Pasalnya, laki-laki ini belum pernah memanggilnya dengan sebutan itu. Dia hanya memanggil sang gadis dengan sebutan, 'Ju' atau 'Juha'.
Gadis itu berhasil meredakan tenggorokannya yang tiba-tiba saja tersumbat. “Hakkai mana coba, lemontea ga datang dari tadi.”
“Toilet mungkin.” Kazutora berselonjor dengan mengangkat lutut kirinya dengan bertumpu di sana. Pria itu menatap gadis yang saat ini terlihat berbeda dari Yuzuha yang ia kenal.
Menurut Yuzuha, posisi Kazutora saat ini sangat keren.
“Gue minta maaf yang terjadi pas rapat tadi, Ju.” Kazutora mengubah panggilannya dan juga posisi duduknya, membuat Yuzuha mendengus kesal.
Gadis itu mengambil jedai miliknya yang sedari tadi berada di kantong dan mencepol rambut bersurai gingger yang tergerai bebas sedari tadi.
Kazutora cukup terdiam beberapa saat melihat seorang Yuzuha Shiba duduk di depannyaㅡ yang sedang mencepol rambut, hal ini sangatlah asing.
“Gue yang minta maaf.”
Bukan membalas kalimat Kazutora, Yuzuha malah melempar perkataan maaf kembali pada sang pria yang tengah berkedip dua kali ke arahnya.
“Gue seharusnya ga ngumbar masalah lo sama Hanma.” Yuzuha mencoba menatap lawan bicaranya, tapi Kazutora kelihatan sedikit gagap saat pandangan mereka bertemu.
Suasana kamar sangat canggung. Kazutora mengusap lehernya, pria itu terlihat jelas sedang berusaha menyembunyikan kegugupannya. “Gue seharusnya ga sekasar itu sama lo. Lo udah kontribusi yang sangat banyak, Ju. Karena lo, gue ga mungkin bisa sejauh ini dan terimakasih. Jadi, terima undangan untuk join kembali ke grup besar dan grup MPK, ya?”.
Yuzuha menghentikan aktivitas mengunyah makanannya yang sedari tadi cukup membuat situasi di kamar cukup berisik. Gadis itu memperhatikan bagaimana gerak gerik Kazutora dan bagaimana ketulusan pria itu menyampaikan maaf.
“Ppppfffft-” Yuzuha menahan tawa, gadis itu menutup erat mulutnya sebelum ekspresi serius Kazutora berubah menjadi ekspresi menyebalkan yang ia kenal.
“Gue serius.” Ujar Kazutora datar.
Gadis itu menghentikan tawanya yang mulai pecah. “Oke oke Kazutora. Oke.” Yuzuha menghela nafas sebelum melepaskan tawa.
“Gue lucu, Yuzuha?”
Dengan membandingkan ekspresi yang saat ini terlukis di wajah Kazutora, membuat tawa Yuzuha pecah dua kali. Pasalnya, gadis itu membandingkannya dengan ekspresi tegang yang beberapa menit lalu ia dapati di wajah Kazutora.
“Banget anjir ! Hahahahah !!”
Gadis itu masih susah untuk menghentikan tawanya, hingga ia sadar bahwa pria di depannya ini mulai bertambah kesal.
Kayak kanebo kering. Batin sang gadis.
“Lo sama Hanma, ga ada masalah kan?” Ujar Yuzuha mulai mengatur nafasnya.
Kazutora menyerngit, “Gue yang harusnya nanya begitu, bukan?”
Gadis itu mengangguk melanjutkan aktivitas mengunyah, “Gue balikan hari Sabtu dan tadi barusan putus.”
“Kenapa nanya kaya gitu sama gue?” Tanya Kazutora saat pertanyaan sang gadis sebelumnya membuat ia tak mengerti.
Yuzuha menelan habis makanannya sebelum memulai bicara, “Hanma suka isengin cowo yang dekat sama gue.”
“Kita satu organisasi?” Ucap Kazutora.
“But our behavior is different, right?” Gadis Shiba menepikan makanannya, mulai bertopang dagu pada bantal larva yang ada di pelukannya.
“Gimana maksudnya?” Lelaki berbalut sweater kuning ini sedikit susah menangkap arah pembicaraan Yuzuha.
“Kita akustikan di Kupi Batigo.”
Respon Yuzuha di sambut anggukan oleh Kazutora, “Karena itu?”
Kali ini Yuzuha yang kikuk akan tatapan yang di lempar Kazutora. Gadis itu berbohong. “Maaf untuk yang di Palembang, gue ga tau dia benar-benar isengin lo separah itu.”
“Siapa korban sebelumnya?” Laki-laki itu kembali pada posisi duduk terkerenㅡseperti beberapa menit yang laluㅡmenurut Yuzuha.
“Mitsuya.”
Kazutora mengangguk, pria itu mendekat kearah Yuzuha dan menarik boneka larva yang menjadi tumpuannya. “Pantesan dulu gue liat lo sering bareng Suya pas tahun pertama.”
Yuzuha pasrah saat bonekanya diambil. “Taka kenalan keluarga gue. Karena tahun pertama, satu kelas sama dia makanya sering bareng. Pas pacaran sama Hanma juga gue jauhin. Hanma isengin Taka pas kelas 11, saat gue sama Taka udah ga bareng lagi.”
Kazutora kembali mengangguk, pria itu menjadikan boneka larva sebagai tumpuan lehernya untuk bersandar dengan nyaman. “Lo ngajak balikan hari sabtu karena dia ngancem?”
Yuzuha mengangguk, “Kejadiannya malam ya? Gue balikan siang dan ga nyangka kalau Hanma tetap aja isengin lo.”
Kazutora berdehem, “Gue nya sih yang kepancing.” Gumamnya.
Atmosfir kembali tenang, tidak ada bunyi kerupuk yang menjadi backsound mereka seperti tadi. Yuzuha menunduk dan memainkan jari-jarinya pada karpet, Kazutora menengadah menatap langit-langit. Pria itu jadi berfikir, kenapa jadinya malah membahas Hanma?
“Gue pernah sayang banget kok sama Hanma, karena proses putus-nyambung dan tingkah dia sering jalan sama uni-uni kampus ditambah lagi masalah isengin Taka. Perasaan gue lambat laun mulai pudar.” Gadis itu menarik satu bungkus pangsit nyonyor untuk dimakan kembali.
Kazutora memberikan tatapan seolah-olah dia tidak peduli akan hal itu.
“Fyi aja sebelum lo berfikir gue cewe ga bener.” Yuzuha mengurungkan niat untuk menggigit makanannya.
Gadis itu melanjutkan kalimatnya, “Sekarang gue udah clear sama Hanma, ga ada rasa apa-apa. Terakhir kali diputusin di depan kelas lo, gue sempat galau tapi lebih galau lagi pas dia nanya-nanyain tentang lo. Apalagi temen-temennya ikutan ngechat gue. Tapi, syukur deh. Lo ga papa, Jut.”
Pria itu diam menatap lawan bicaranya yang tiba-tiba meletakkan kembali bungkusan pangsit. Dia merasa seolah-olah Yuzuha berusaha meluruskan kejanggalan di antara mereka. Kazutora menghela nafas, merasa bahwa pembahasan mereka kali ini tidak perlu dilanjutkan lebih dalam. Dia sudah mengerti apa yang terjadi di antara mereka dan Dia sudah sangat mengerti bahagaimana jalan fikiran gadis di depannya ini.
Kazutora memperbaiki posisinya, pria itu meregangkan kedua tangannya dan bersiap untuk meninggalkan ruangan bernuansa coklat yang membuatnya cukup nyaman dan ingin menetap lebih lama.
Melihat reaksi Kazutora, Yuzuha menengadah dan menarik sang pria untuk kembali ke posisinya. Tapi nihil, tenaga Kazutora lebih besar daripada sang gadis.
“Minuman datang !!” Ujar si bungsu yang tiba-tiba datang tanpa rasa bersalah karena menerobos masuk.
Hakkai ternganga melihat pandangan di depannya. Seperti adegan romansa yang memperlihatkan seorang gadis memohon pada prianya untuk tidak melangkah pergi.
Bagaimana tidak? Yuzuha memegang kuat tangan kanan Kazutora dalam posisi duduknya. Hal ini membenarkan pengandaian dari penglihatan Hakkai.
Kazutora segera beranjak dari posisinya dan berjalan mendekati pintu. “Lama anjir ! Gue kehausan.”
“Hehe habis dari toilet.”
Respon Hakkai dibalas Kazutora dengan meneguk habis lemontea dingin yang menurutnya cukup manis.
Sang gadis berjalan mendekat untuk menggambil minum miliknya, tapi tangan Kazutora lebih dulu menggapainya.
Pria itu meneguk habis dua gelas lemontea.
“Terimakasih untuk minumannya.”
Pemuda itu meletakkan kembali gelas pada talenan yang masih bertengger di tangan Hakkai. Ia membersihkan sisa minuman di sekitar bibir dan menoleh kearah Yuzuha. Berniat untuk membuat sang gadis kesal, tapi yang Kazutora dapatkan gadis itu sedang tersenyum manis padanya. Cukup membuat dirinya kembali kikuk.
“Udah mau balik aja Bang?” Tanya Hakkai saat pria itu merogoh kantong celanaㅡmengeluarkan kunci motor.
Kazutora mengangguk. Pria itu melangkah pergi meninggalkan kamar Yuzuha dengan mengiringi langkah Hakkai yang telah duluan berjalan di depannya.
“See you !” Ujar Yuzuha yang enggan beranjak dari pintu kamar.
Langkah Kazutora terhenti, pria itu mengusap bagian belakang kepalanya sebelum memberanikan diri untuk berbalik arah.
“That hairstyle, suits you. Dahh!”
Kazutora membalikkan badan untuk melanjutkan langkahnya kembali sambil melambaikan tangan. Meninggalkan Yuzuha yang sempat terpaku akan kalimat yang telah ia lontarkan.
Sudut bibir pria itu membentuk senyuman, ia melangkah keluar dari kediaman Shiba dengan motor kuning miliknya. Menggelengkan kepala beberapa kali memastikan bahwa jalan fikirannya tidak sama dengan suara hati yang tengah berceloteh ria tak tentu arah. Manik keemasan itu mengitari langit malam Kota Padang yang dihiasi bintang-bintang, pertanda cuaca malam ini sama bagusnya dengan suasa hati yang tengah ia miliki.