Anggota Inti

written by inupiei


Kazutora berhasil meminta izin beberapa teman sekelasnya untuk memakai kelas 12 IPS 1 sebagai diskusi rapat kepentingan Malam Sarumpun. Dengan keadaan kelas yang sudah kosong, Mitsuya mulai melangkahkan kaki di kelas IPS yang menurutnya sangat menarikーdikarenakan pada dinding belakang kelas terdapat cetakan telapak tangan siswa 12 IPS 1 di atas karton warna-warni dengan tulisan kampus impian mereka.

Kelas 12 IPS 1 makin didatangi oleh anggota inti OSIS maupun MPK. Satu persatu dari mereka mulai mengambil posisi duduk, Kazutora melakukan hal yang sama dan mempersilahkan Mikey untuk memimpin rapat.

“Keadaan di luar kelas cukup tidak kondusif dan memang bukan waktu yang tepat untuk rapat, tapi bagi gue ini udah keputusan yang tepat agar kita semua bisa diskusi bersama sebelum liburan akhir semester dimulai.”

Lontaran kalimat pembuka Mikey disambut anggukan oleh tiap anggotanya. Mereka semua melempar tatapan yang serius akan pembahasan kali ini, baik dari Mikey sendiri dan anggotanya.

“Izin bicara !” Ujar Mitsuya sebekum rapat dimulai.

“Silahkan.” Mikey merespon permintaan Mitsuya dengan tangan terbuka.

“Gue harap semua ponsel disilent karena gue yakin pembahasan kita saat ini cukup serius.” Mitsuya mengangguk kearah Mikey, menandakan ia telah selesai dengan pembicaraannya.

Tanpa perintah dari pimpinan rapat, semua anggota yang ada di dalam ruangan segera meraba saku dan tas masing-masing, meletakkan ponsel satu persatu di atas meja.

“Rekan-rekan semua. Jumat kemarin, tepat saat anak 12 IPS berangkat study tour. Gue, Draken dan Yuzuha ikut rapat ke-tiga persiapan Malam Sarumpun. Karena kita semua kelas 12 udah sepakat untuk sesekali memantau jalan rapat adik-adik kita semua.”

Mikey menarik kursi guru ke tengah ruangan, agar suara dan posisinya tidak terlalu jauh dari para anggota inti.

“Oke ! Dari Draken dulu, pendapat lu gimana nih periapan adik-adik kita?” Mikey melempar tatapan ke arah Draken yang berada di sisi kanannya.

Draken terdiam sejenak, seperti berusaha untuk merangkai beberapa kalimat. Saat mulut pria itu mulai mengucapkan beberapa kalimat, Mikey segera memotong.

“Jangan yang itu.”

Draken tertegun, pria itu berkedip dua kali seperti memberi tatapan kenapa kearah Mikey.

“Itu topik gue.”

Jawaban Mikey dibalas anggukan oleh Draken.

Pria jangkung itu segera menghancurkan tatapan tak enak yang saat ini bergantian terlempar kearahnya dan kearah Mikey.

“Anggota masih belum akrab satu sama lain, kebanyakan dari mereka belum mengerti akan arah tujuan Malam Sarumpun. Naoto sebagai ketua dan Hakkai sebagai PU masih belum terlalu jauh menggali potensi tiap-tiap anggotanya.” Draken menyelesaikan kalimatnya sebelum kembali mendapatkan tatapan tidak mengenakan dari para anggota.

Mikey mengangguk sambil mengarahkan tunjuknya pada Yuzuha, sekarang giliran gadis itu.

Yuzuha dengan wajah ketus miliknya menjawab dengan spontan, “Ada penanggungjawab yang ga serius akan jobdescnya, udah seminggu lebih pelantikan masa iya kejelasan akan anggotanya sendiri tidak tau?”

Mikey yang mendengar kalimat Yuzuha, segera berdiri. Seakan Yuzuha telah berhasil mencuri topik itu darinya.

Kazutora menyerngit, seperti tau siapa yang dimaksud Yuzuha, karena tempo hari ia dan Naoto membahas Pehyan yang tiba-tiba saja didatangi Yuzuha di Kupi Batigo. Pria dengan manik keemasan ini ingin segera untuk izin menyanggah, tapi lontaran selanjutnya dari Yuzuha sukses membangunkan pitamnya.

“Pehyan. Gue mau jelas-jelas aja karena ini forum kita dan hari Jumat itu, gue langsung ngasih peringatan secara verbal.” Jelas Yuzuha.

“Lo ngasih peringatan apa?” Kazutora menyanggah ucapan Yuzuha tanpa meminta izin pada pimpinan rapat terlebih dahulu.

Yuzuha membalas tatapan Kazutora yang saat ini menurutnya sangat tidak enak untuk dipandang. “Peringatan untuk gercep, ga futsal terus.”

“Yakin lo bilang gitu?”

Ucapan Kazutora cukup membuat anggota inti bergantian menatap lawan bicara yang sedang berargumen. Mikey sebagai pimpinan rapat merasa tidak dihargai.

“Yakin lah? Lo kenapa sih? Efek alkohol jadi tambah kasar ya?” Yuzuha menatap tajam Kazutora.

Pria itu terdiam, ia bisa merasakan tatapan bingung dari semua isi kelas. Padahal, Kazutora dkk sudah yakin kalau masalah hari terakhir di Palembang cukup dia, teman-teman dan gurunya saja yang tau.

Oh shit ! Pria itu lupa, Shuji Hanma dkk.

Kazutora terkekeh.

“Lo yakin ngasih peringatan kaya gitu sama Pehyan? Ga mungkin dia sampai keluar dari grup besar kalau hanya kalimat itu. Oh? Atau kalimat itu kekesalan yang seharusnya lo lontarkan pada orang yang seharusnya? Tapi ga kesampaian?”

“Woi santai dikit, Jut ! Orang-orang pada liat ke sini.” Ujar Mitsuya memijat dahinya saat beberapa murid IPS planga-plongo mengintip ke arah sumber suara yang sedang berargumen.

Yuzuha tak mau kalah, “Hah? Maksud lo Hanma? Oh?!! Apa?! Lo mau bawa-bawa Hanma karena masalah alkohol? Lo waras, Jut?!”

“Hargain gue disini dong?” Gumam Mikey yang saat ini berdiri diam menatap dua sejoli yang tidak mau mendengar suara selain argumen mereka.

Kazutora mengusap kasar wajahnya, pria itu masih menahan emosinya agar tidak meledak.

“Juha ! Lo sadar ga? Effort lu untuk Malam Sarumpun ini ga ada, satupun ga ada. Yang lo lakuin enam bulan belakangan ini hanya bertindak seolah-olah lo paling bener dan bekerja sendiri.” Suara Kazutora cukup rendah dari sebelumnya, membuat beberapa siswa IPS menghilang di balik jendela.

“Gue, sebagai ketua MPK dengan menyesal telah meneruskan jabatan PU 1 enam bulan ini ditangan lo, Yuzuha.” Pria itu belum selesai dengan kalimatnya.

Draken menyambar dari arah kiri. “Jut jangan gitu lah. Kita masih belum selesai?”

“Gue ga butuh anggota seperti lo.” Kazutora menyelesaikan kalimatnya dengan kembali ke posisi awal; duduk.

Yuzuha masih berdiri dengan diam, mencerna setiap kalimat yang ia dapati dari Kazutora. Baginya, enam bulan terakhir ini dia cukup sering berdiri di sebelah Kazutora, menemani dan membantu pria itu untuk mendapatkan kembali kepercayaan sekolah untuk memberi izin mengadakan Malam Sarumpun; Malam Puncak SMANDER.

Yuzuha tertawa, “Hahaha !! Terimakasih, Ketua.”

“Stress lo?” Ujar Kazutora saat gadis bersurai ginger itu beranjak pergi meninggalkan 12 IPS 1.

Mikey menghembuskan nafas kasar, pria itu tahu betul hal seperti ini akan terjadi. Menurutnya topik yang Yuzuha ucapkan, akan lebih aman jika dirinya yang menyampaikan.

“Kita lanjutkan diskusi ini?” Ujar Mikey yang dengan nada suara yang cukup tenang, tapi sukses mencekam atmosfir di sekitarnya.