Hanma VS Kazutora

written by inupiei


Malam ini kota Palembang diselimuti awan pekat, menandakan hujan akan segera menyapa kota ini. Tiga sekawan terlihat keluar dari Whiz Hotel menuju trotoar. Langkah mereka diikuti oleh laki-laki bersurai keriting berwarna persik, pria ini menyamakan langkahnya bersama tiga sekawan. Tampak interaksi yang dekat antara mereka berempat.


Hari ini malam kedua bagi murid IPS di kota Palembang. Bus pariwisata sekolah yang berangkat tepat setelah jam UAS terakhir memakan waktu 8 jam perjalanan hingga mereka sampai di Kota Palembang pada malam harinya; jam 9 malam.

Agenda hari pertama mereka selesai jam 6 sore tadi dan membuat semua murid IPS kembali ke hotel pada jam 7 malam. Kazutora selaku pemegang absensi, langsung terjun ke setiap kamar pada jam 8 malam.

“Menurut lo, mereka dimana?” Tanya Kazutora saat ini mengikuti langkah Chifuyu.

“Dari yang gue tau selama kenal Hanma, dia ga jauh-jauh dari Cafe.” Chifuyu melangkahkan kakinya mengikuti arahan google map.

“Jadi, di sekitaran sini?” Tanya Nahoya saat suara google map mengakhiri panduannya.

Chifuyu menatap bangunan elite ala instagram di seberang jalan, memastikan dua kali bahwa tempat yang mereka tuju sudah benar. “Ga salah lagi.”

Pria bernetra biru itu mengambil langkah lebih dulu saat menangkap sosok Yahaba Shigeru yang sedang menghembuskan asap rokok.


“Woah.. kedatangan tamu.” Sambut Hanma saat mendapati keberadaan Kazutora dkk di depan matanya.

Kazutora melihat sekitarannya, Cafe ini cukup ramai pengunjung dan bisa terbilang sangat elite, baginya belum pernah menemukan Cafe seperti ini di Kota Padang. Satu yang pria bernetra keemasan ini sadari, bau alkohol cukup pekat di meja yang tengah berada di depan Hanma.

“Yahaba, lo belum legal anjing.” Ujar Baji menunjuk segelas bir digenggaman pemuda yang ia panggil.

Merasa tersudut, Yahaba tekekeh. “Ini fuit tea, bestie.” Pria ini menepikan minumannya, merasa tidak enak kalau minuman ini terus berada di hadapannya.

“Duduk dulu, tegang amat dah.” Ujar Hanma menunjuk beberapa kursi yang masih kosong.

“Absen malam jam 8. Lo bertiga ngapain disini?” Kazutora tak mengindahkan tawaran Hanma.

“Ngopi lah, ga liat?” Kalimat Futakuchi diiringi tawa ejekan oleh Hanma.

“Jam 8 udah stay di hotel. Minim banget literasi lo bego. Makanya jangan asal tanda tangan surat izin.” Balas Nahoya yang kini mengambil posisi duduk di sebelah Yahaba.

“Lo kira anak TK?” Ucapan Yahaba disambut Futa dan Hanma dengan tawa cekikan.

Cukup lama tiga preman IPS itu tertawa, hingga dehaman Chifuyu membuat Hanma sadar akan keberadaan Kaptennya ini.

“Sorry sorry.” Ujar Hanma sambil membuang sisa rokok.

“Kazutora, ya? Banyak yang mau gue tanya sama lo. Tapi, lupain aja deh. Ini buat lo.” Hanma menyodorkan kopi yang sedari tadi belum dia cicipi.

Kazutora menyerngit, seakan paham akan arah pembicaraan pria jangkung itu. Yang lebih membuatnya heran, bagaimana bisa Yahaba mendapatkan bir dengan KTP berumur 18 tahun?

“Nih buat lo bertiga juga. Baji ambil-ambil !! Jangan sungkan.” Yahaba menawarkan kopi yang sama pada mereka sesaat pelayan yang baru saja mengantarkan pesanan.

“Minum dulu, habis itu kita langsung cus hotel, Kep.” Bujuk Hanma pada Chifuyu.

Baji mengangguk dengan canggung dan mengambil posisi di sebelah Nahoya, sambil memberi tatapan kapan lagi kan? ke arah Kazutora.

“Apa nih?” Tanya Chifuyu saat ia merasa ada yang aneh sebelum mulai mencicipi kopi tawaran Hanma.

“Keoki Coffe.” Hanma merespon pertanyaan Chifuyu dengan menyalakan pematik rokok.

Kening Chifuyu berkerut, “Kok bisa lo order beginian?” Tanya Chifuyu yang membuat Kazutora dkk mengalihkan pandangan.

Hanma tertawa, “Baristanya kenalan gue.”

Chifuyu terkekeh.

“Nikmati aja, Kep. Di Padang ga ada modelan gini.” Hanma meneguk habis kopi miliknya.

Chifuyu menyingkirkan gelas kopi yang sedari tadi di dalam genggamannya. “Campuran anggur, bukan?”

“Bangsat.” Spontan Baji menutup mulutnya, pria itu telah meneguk habis miliknya.

“Semangkaaa everyone !” Ujar Yahaba membuat boomerang lewat akun Instagram.

“Enak ga, Ji?” Tanya Hanma ke arah Baji yang sedang menutup mulut.

“Gpp elah. Sekali-kali.” Futakuci menutup rapat mulutnya agar tawa yang ia tahan sedari tadi tidak pecah.

Kazutora berdiri, membuat seisi meja terdiam dengan tatapan yang mereka terima dari lelaki bermanik keemasan.

“Gue tunggu lo bertiga di lobby hotel 10 menit lagi.”

Kazutora melangkah pergi, tapi ucapan Hanma sukses membuatnya kesusahan mengendalikan emosi.

“Ketua mau cepu. Ahh lemah, kopi doang ini bukan alkohol 100%.” Kalimat Hanma diikuti tawa ejekan oleh kedua temannya.

Siapapun yang kenal Kazutora, akan tau bahwa pria ini tidak suka ditantang. Walaupun ia paham dengan permainan lawannya, bagi Kazutora tidak ada tantangan yang akan membuat dirinya menciut. Tidak satupun.

Chifuyu dan Baji langsung dengan singap menahan Kazutora, mereka paham akan jalan pikiran teman sejawatnya ini.

“Ga ada gunanya lo dengerin Jut. Ayo balik.” Tarik Baji, tapi persetan dengan Hanma yang tidak mau mengalah.

“Ditantang aja ciut. Ketua IPS namanya.” Lagi, kalimat Hanma diikuti tawa ejekan oleh kedua temannya.

Baji, Chifuyu maupun Nahoya tidak satupun dari mereka untuk berusaha menghentikan Kazutora saat ini. Karena melihat wajah pria itu saja sudah paham bahwa siapapun yang berani menghentikannya, nyawamu tidak akan kembali seperti semula.

Hanma dan kedua temannya tersenyum puas saat mendapati Kazutora melangkah dengan langkah besar kearahnya. Pria jangkung itu berdiri, sudah siap dengan bogem mentah yang kapan saja akan melayang ke arahnya. Tapi, semua itu tidak sesuai pikirannya. Kazutora meneguk habis 3 kopi yang seharusnya menjadi miliknya, Chifuyu dan Nahoya.

Futakuchi, Yahaba dan Hanma ternganga. Mereka salah memberikan tantangan yang sangat mudah seperti ini pada sang Ketua.