written by inupiei ...
Kicauan burung cemara membuat Gadis yang berbalut seperti ulat kepompong itu membuka matanya sedikit demi sedikit, fajar pagi sudah menyongsong sedikit tinggi dan sipemilik mnik hijau tosca itu masih enggan untuk segera bangun. “Sekarang jam berapa?” Gumamnya dengan suara yang sangat serak, sepertinya gadis ini ingin meneguk habis satu liter air mineral. Senju tersadar saat ia tak mendapati Mitsuya di dalam tenda, dia mencoba untuk keluar dari sleeping bag yang sepenuhnya menutupi tubuh dan sangat membuat nafasnya sesak, walaupun benda ini menyisakan hidung, mata dan sebagian wajahnya tidak tertutup. Sepertinya Senju kewalahan mencari resleting untuk mengeluarkan dirinya dari sleeping bag. “For fuck's sake. Ini yang gue malesin pake beginian.” Celoteh Senju sukses menggambarkan mood paginya sangat buruk. Ia tidak tau lagi harus bagaimana saat puncak kekesalannya benar-benar sudah memuncak. Salah satu tangannya mulai terulur keluar untuk membuka pengait tenda. Senju melihat Mitsuya yang membelakangi tenda sedang asik dengan gawainya dan duduk bersandar di kursi lipat yang ia bawa dengan secangkir kopi digenggamannya. “Mitsuya.. you really are a morning person, aren't you?” Ucapan Senju membuat Mitsuya menoleh kearah sumber suara. “Siang Senju.” Senju sedikit kebingungan dengan greeting yang barusan Mitsuya katakan. “Siang?” Gumam Senju membalas ucapan Mitsuya. “Iya, siang Senju.” “Ga gitu. Ini tuh siang, siang??” Mitsuya mengangguk menjawab pertanyaan Senju. Gadis itu kebingungan dengan penampilan seperti ulat bulu. “Lo kenapa?” Mitsuya menyadari tingkah Senju yang tak kian keluar dari sleeping bag. “Can you help me please? Gue ga nemu resletingnya.” Senju memberikan Mitsuya senyuman lebar yang dipaksa untuk menutupi wajah malunya. Mitsuya tertawa pelan dan melangkah menuju tenda untuk membantu Senju keluar dari sarangnya. Pria itu tak sepenuhnya masuk ke dalam tenda, karena posisi Senju yang mudah dijangkau. Ia hanya berjongkok dari luar dan menjulurkan tangannya untuk membantu Senju. “Yakin ga lo makan resletingnya?” Ujar Mitsuya yang cukup kebingungan karena tidak menemui benda yang ia cari. Senju menggeleng dengan serius dan ikut membuntuti kemana arah tangan Mitsuya tertuju. “Coba disini.” Saran Senju mengisyaratkan dibagian bawah dagunya. “Ada ga, Mit? Gerah banget gue- woah.” Celoteh Senju terpotong saat Mitsuya menganggkat tubuh mungilnya yang semula tidur menelentang menjadi duduk bersimpuh menghadap pria itu. Senju bisa melihat dengan jelas wajah Mitsuya yang hanya berjarak 5 cm di depan wajahnya. Sedetik kemudian Mitsuya sadar dengan tatapan Senju, pria itu balik menatap gadis berbungkus seperti ulat didepannya ini dengan diam. Mitsuya menyentuh kantong mata Senju yang terlihat membengkak, tangan pria itu turun perlahan dan mengelus lembut tengkuk Senju. Senju sedikit merinding saat tangan Mitsuya mengenai belakang daun telinganya. Sedetik kemudian Mitsuya menarik resleting yang sedari tadi bersembunyi di belakang bahu kiri Senju. Iatidak mengalihkan pandangannya pada pemuda di depannya ini. Mitsuya segera membuka sleeping bag yang membungkus kepala Senju dan membuat gadis itu tersadar dengan pikirannya. _