written by inupiei ...

Senju menatap bayangannya yang terpantul di cermin. Gadis itu sangat kagum dengan dirinya sendiri yang memutuskan untuk memilih dress yang ia kenakan sekarang. Dia sempat bingung bagaimana menata rambut sebahu miliknya ini, alhasil dia memilih untuk diikat sanggul dan membiarkan poninya jatuh terurai. Senju membereskan barang-barangnya agar tidak tercecer saat pergi meninggalkan ruangan hotel. Gadis itu menyiapkan beberapa kotak seukuran 10x15 cm yang sudah dia ikat dengan tali dan meletakkannya rapi di meja dapur. Aktivitas Senju selesai diikuti dengan bunyi bel, menandakan pria yang menjadi pasangannya malam ini dalam sebuah event telah datang. Gadis berbalut dress hitam itu segera memakai heels yang merupakan milik studio Mitsuya, ia mengatur nafas perlahan-lahan sebelum membuka pintu. Senju melihat pria yang ia kagumi bertahun-tahun lamanya ini menggunakan tuxedo berwarna dongker sedang asik mengotak-atik ponselnya. Pandangan Mitsuya beralih pada sosok yang ada dihadapannya, ia memandangi Senju mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sosok yang dipandangi itu mengalihkan pandangannya sendiri kearah lain, berusaha menenangkan detak jantung yang kian berpacu cepat. “Perfect.” Satu ucapan Mitsuya sukses membuat Senju memerah dan memandangi pria didepannya. Mitsuya tersenyum manis dan memperpendek jarak mereka. Senju bisa mencium aroma citrus khas milik laki-laki memenuhi indera penciumannya. Senju merasakan hawa disekitarnya menjadi saat bibir laki-laki itu mengecup pipi kanannya, lalu berpindah ke pipi kirinya. Jika diibaratkan sebatang cokelat, saat ini Senju sudah pasti meleleh. Gadis itu terpaku dengan posisinya, Mitsuya masih dalam keadaan jarak yang sangat dekat dengannya. Pandangan Senju tertuju pada bibir tipis merah muda pria didepannya ini, berkali-kali Senju ingin mengedip untuk membuang pikiran kotornya saat ini. “Nanti pas di acara, semua orang akan melakukan apa yang barusan gue lakuin. Jadi gue ga mau keduluan, hati-hati, ya.” Ucapan Mitsuya kali ini menyadari Senju dari lamunan kotornya. “Ya-ya iyalah, dikira siapa yang duluan tinggal di nyc.” Senju menghindari Mitsuya dan mengambil langkah untuk pergi terlebih dahulu untuk menormalkan detak jantung dan wajahnya yang panas. “Tunggu, kok buru-buru? Eh hati-hati.” Ujar Mitsuya mengejar langkah Senju yang tiba-tiba kehilangan keseimbangan. Mitsuya memegang pergelangan tangan Senju dan beberapa menit kemudian berpindah menggenggam tangan kanan mungil milik gadis itu. “Heels ini 8.5 cm, ga enak loh kalau terkilir.” Mitsuya menyamakan langkahnya dengan Senju tanpa tau kalau gadis disebelahnya ini mati-matian mengatur nafas. _