written by inupiei ...
Jam menunjukkan pukul 8.33 p.m, lantunan musik akustik kian meramaikan kafe Wakasa dijam-jam malam. Midtown dikenal sebagai salah satu district di Kota Manhattan yang paling elite setelah Time Square, jadi tidak heran kalau district ini juga dijuluki the city that never sleeps. “Bang Waka, kafe lu 24 jam?” Senju ikut membantu Wakasa dibagian dapur. “Jam 10 tutup.” Senju membalas respon pria yang sibuk dengan adonan creamnya dengan anggukan. Sesekali Senju melihat kearah Mitsuya, pria itu sedang fokus dengan laptop dan beberapa note kecil yang dia genggam. Kelihatanya Mitsuya sedang merancang beberapa motif-motif tambahan baru untuk dress peluncuran pertamanya akhir tahun ini. Kata Mitsuya, kalau ia berhasil membuat 45% investor meletakkan ketertarikan pada dress pertamanya disini, ia akan dijadikan karyawan tetap. Senju tidak tahu harus senang atau sedih. Kalau Mitsuya berhasil, apakah mereka akan selalu dipisahkan dengan jarak? Disisi lain Senju juga ingin Mitsuya sukses dikarirnya. “Lo samperin gih. Bentar lagi kerjaan gue kelar, jan dipaksain bantuin gue. Tujuan lo kesini kan buat ketemu Mitsuya.” Senju yang mendengar ucapan Waka langsung berfikir, hebat juga pria dengan status satu istri ini, sedari dulu dia yang paling benar menebak isi fikiran Senju. “Lo jangan emberin ke Bang Omi, ya. Ga enak gue.” Sekeras apapun Senju menyembunyikan perasaannya, ia lebih takut dengan mulut Wakasa, ember. “Gue tebak teman-teman lo ga tau?” Pertanyaan Wakasa dijawab anggukan oleh Senju yang sedang membuka celemek. “Kenapa?” “Mantan Mitsuya temen gue, Bang.” Senju membersihkan sisa-sisa adonan di tangannya. “Masalahnya dimana?” Wakasa menyalakan mixer untuk adonan terakhir malam ini. “Gue ngecrush Mitsuya jauh sebelum Mitsuya ngenalin ke gue dan teman-teman tentang Yuzuha.” Senju sudah selesai dengan acara bersih-bersihnya. “Menurut gue itu bukan penghalang, apalagi sekarang udah status mantan. What are you waiting for?” Celotehan Wakasa dibalas Senju dengan anggukan, “Menurut lo, gue bisa ga ya? Gue jauh banget loh dari cewe yang tadi siang muncul.” Senju tersenyum pahit. “You is you. Be yourself. Lo ga seburuk itu dibandingkan wanita-wanita yang lain. Cheers my princess.” Ucapan Waka kali ini benar-benar membuat tawa Senju pecah. “Gue pamit, ya. Jangan bosan besok gue mampir lagi. Makasih banyak bang.” Senju melangkah pergi meninggalkan Wakasa yang membetuk jari oke kearahnya.
“Hey.” Senju memilih duduk dihadapan Mitsuya yang masih sibuk dengan gambaran kecilnya. Pria itu menaikkan gagang kacamata yang sedikit menurun. “Heii. Udah selesai?” Mitsuya membuka kacamata. “Bukannya gue yang harus nanya gitu?” Senju tersenyum melihat kebingungan Mitsuya, sepertinya pria itu benar-benar sangat fokus sedari tadi. “Hahaha.. i'm sorry, cuma ga tau aja mau ngapain jadi gue ngerjain ini.” Pria itu meneguk habis jus yang sejak siang tadi Senju buat. “Mau air putih? Atau air hangat kuku?” Tatap Senju berhasil membuat Mitsuya sedikit tertawa. “Please, air hangat kuku.” Respon Mitsuya dibalas anggukan oleh Senju, gadis dengan bennie abu-abu yang bertengger di kepalanya itu segera mengambilkan segelas air putih. “Thank you.” Mitsuya meneguk habis air pemberian Senju. Pria itu kembali tersenyum sambil melihat kearah Senju. “Lo kenapa sih? Ada yang aneh di gue?” Senju menunduk menyembunyikan wajah memerahnya. “Engga.. haha cuma, lo lucu aja serba kalem gini kalo sama gue.” Mitsuya membereskan perlengkapannya. “Emang gue seheboh itu ya?” “Engga juga. Anyway, going home? Or going somewhere?” Mitsuya sudah selesai dengan acara beres-beresnya. “Lo lapar ga Mitsuya?” ucapan Senju dibalas anggukan oleh Mitsuya, “Lumayan.” “Gue tau ramen yang enak disekitar sini.” Senju ikut berdiri saat Mitsuya memilih untuk segera bangkit dari kursinya. “Let's go Senjo!” Mitsuya mengalungkan tangannya keleher Senju. “Senjo Senjo.” Balas Senju dengan menepis tangan Mitsuya, gadis itu merasa tidak baik untuk jantungnya jika hal itu terus berlanjut. _