written by inupiei ...
Dua sejoli itu keluar dari kedai Ramen menyusuri jalan setapak Midtown dengan ekspresi kekenyangan. Kedai ramen yang sekitaran 3 blok dari Kafe Wakasa memang menyediakan porsi ramen yang sangat banyak, walaupun dengan hidangan setengah rasanya masih terlalu banyak. “Ownernya emosi atau apa ya itu kok porsinya banyak banget.” Mitsuya mengusap perutnya yang benar-benar sudah penuh. “Hahaha tapi habis juga kan?” Senju membalas ucapan Mitsuya dengan berjalan disampingnya. “Iya laper soalnya.” Mereka berdua tertawa cukup lama mengingat bagaimana Senju yang lahap tanpa kewalahan menghabisi ramen, Mitsuya yang bersusah payah menghabisi ramen disusuli dengan air putih. Senju cuma badannya saja yang kecil, persoalan porsi makan, Mitsuya kalah. Mereka memilih jalan kaki dari lokasi ramen ke hotel Senju, memang tidak begitu jauh tapi cukuo memakan waktu 15-18 menit. “Nju.” ucap Mitsuya dibalas gumaman oleh Senju, ia berusaha mengiringi langkah kaki Senju. “Mikey atau Cipuy?” Pertanyaan Mitsuya membuat Senju melemparkan wajah dengan kening berkerut. “Mulaiii.” ujar Senju saat tau pembicaraan Mitsuya mengarah kemana. “Gue cuma kepo, gpp kalau lu ga mau jawab.” Pria yang berpakaian kaus hitam ini mengambil arah di sisi kiri Senju, menjaga agar gadis itu tidak sembarangan disenggol orang yang tengah lalu lalang. “Menurut lu, tulusan siapa?” Jawaban Senju diluar dugaan Mitsuya. “Ga tau sih, lo yang lebih lama kenal mereka bukan?” Mitsuya berjalan sedikit agak merapat ke sisi Senju, membuat bahu mereka saling bergesekan. “Jujur, gue ga punya perasaan pada mereka berdua.” Senju membuat kejelasan pada tiap kalimatnya. Mitsuya merespon dengan mata membulat, pria itu sedikit berkedip dan tidak percaya dengan pernyataan Senju. “Gue kira lo demennya Mikey.” Senju menggeleng. “Trus siapa?” Mitsuya melontarkan kalimat dengan memiringkan sedikit kepalanya untuk menatap Senju. Mitsuya bisa melihat wajah memerah Senju walaupun diterangi lampu remang-remang malam. “Mitsuya.” Alis pria yang namanya disebutkan itu sedikit naik dengan menggambarkan ekspresi kebingungan. “Mitsuya, have you forgotten her?” kali ini Senju menirukan Mitsuya, memiringkan kepala menatap wajah pria itu. “Jawaban gue belum lo jawab.” Senju merespon dengan kedua bahu dinaikkan. “Gue masih mencoba, hanyasaja.. tiap kali gue tidur, gue sering menyesal. Kenapa gue ga jadi beli ketoprak, kenapa harus ke studio dan mabuk?” Senju membiarkan pria ini jalan selanglah lebih dulu darinya. Gadis bersurai hitam ini bisa melihat ekspresi pahit dari pria yang sudah 3 bulan lamanya tidak ia temui. “Gue salah karena berfikir PTSD yang Yuzu derita udah sembuh dan merasa ga peduli sama alasan dia untuk berpaling.” Mitsuya menghembuskan nafas kasar. Mereka memilih berhenti disekitar taman bermain dekat hotel Midstars. “Sebenarnya semuanya ga gerlalu gue pikirin, cuma guenya aja. Gue nya yang salah, untuk ga selalu ada, untuk ga pernah memahami-” “Aww !” Ucapan Mitsuya terpotong saat menyadari Senju tergelincir saat mencoba menuruni seluncuran. “Eh lu gapapa?” Mitsuya segera menghampiri Senju dengan menaiki seluncuran dari arah depan, kali ini giliran Mitsuya yang tergelincir saat menaikinya. “Lo naik dari belakang dong, udah jelas licin kalo naik dari depan.” Senju tertawa, untung wajah Mitsuya tidak mencium seluncuran dengan mesra. “Hahahah habisnya gue kira lo gabisa turun?” Mitsuya berdiri di bawah seluncuran. “Bisalah, cuma tadi grogi aja.” “Lo coba duduk deh turunnya, kalo berdiri ya ntar nyium tanah, mau?” Celoteh Mitsuya dibalas gelengan oleh Senju. “Kotor anjir.” Gadis itu sudah siap untuk meluncur, dia mengambangkan kedua tangannya untuk membuat keseimbangan agar tidak jatuh kalau mendarat dengan gaya berdiri. Mitsuya dengan polosnya tetap berdiri di ujung seluncuran. “Ups.” Dia menangkap Senju dengan mengalungkan dua tangannya dipinggang gadis yang saat ini menempel di dadanya dan sedang menahan detak jantung kian berpacu lebih kencang agar untuk tidak mati saat ini. _