Hembusan angin kian mengacak rambut Yuzuha yang sudah kusut menjadi semakin kusut. Dia memiliki firasat kalau Mitsuya bakalan menunggu diluar, ayolah Yuzuha sudah lama mengetahui sifat pria ini. Mitsuya dengan mata sayu miliknya menatap dalam menunggu Yuzuha mulai bicara. “Bicaralah, Yuzu.” Mitsuya berbicara lembut, seolah kata-katanya keluar mengiri angin pagi yang membisu. Yuzuha hanya membuang pandangan, tidak berani menatap pria itu. Diam. Mitsuya menatap sendu melihat wanita yang berdiri didepannya, rambut kusut dan kemeja yang kebesaran. Sudah jelas kemeja itu bukan miliknya. Gadis itu masih belum berani menatap Mitsuya. Yuzuha terisak. Dia menangis sambil menutupinya dengan rambut. “Mitsuya.. bisa kita putus?” Gadis itu masih belum mau menatap lawan bicaranya. “You don't love me?” Mitsuya segara menjawab dengan suara serak. Yuzuha mulai sedikit tenang dan memperbaiki rambut yang menutupi wajahnya. “Bilang padaku, Zu. Look at me and tell me that's your love is gone.” Mitsuya memperpendek jarak. “Mitsuya...” Yuzuha mulai melirik lawan bicaranya. “Jika masalahnya karena aku yang tidak memberikanmu waktu untuk kita, aku akan perbaiki. Jika itu bisa membuat kamu tetap bersamaku, aku akan melepaskan karirku.” Mitsuya mulai mengeluarkan handphone dan menelpon seseorang. “Mas, batalin semua fashion week dan eve-” Yuzuha merebutnya sebelum Mitsuya menyelesaikan percakapan. “Kamu gila? Karir yang sudah kamu bangun sejak SMP dilepasin dengan segitu mudahnya?” Kening Yuzuha berkerut. Mitsuya memperpendek jarak dan mencoba mengelus pipi Yuzuha. “Beri aku kesempatan, akan kupastikan waktuku hanya untuk kamu.” __