Senju dan Chifuyu

written by inupiei


Tahun pertama putih abu-abu.

“Hai! Gue Senju, 10 IPA 1. Temen Baji.”

Senju mengulur tangannya di depan pria bernetra biru yang saat ini membulatkan mata. Gadis itu datang ke kelas 10 IPS 4 dengan memaksa teman sebelah rumahnya ㅡ Baji yang juga merupakan penghuni kelas 10 IPS 4.

“Lu yang di Gor, kan? Makasih bolanya udah di ambilin.” Chifuyu langsung berdiri dari bangku, menjabat tangan Senju yang saat ini wajahnya semerah tomat.

Baji terkekeh, pria itu duduk di bangku yang sebelahnya gadis pirang tengah tidur bertumpu tangan; Emma.

“Lu bisa panggil gue Kazutora, Tora is fine.” Kazu mendorong badan Chifuyu, menjabat tangan Senju setelah menariknya dari Chifuyu.

Kazu berbisik, “Cok! Kenal dimana?”

“Bulan lalu sebelum masuk SMA, gue training di Gor. Bola gue terpental, dia ngambilin.”

Kazu mengangguk dan tersenyum ke arah Senju yang kini terasa canggung. Gadis itu menatap Chifuyu yang ikut tersenyum ke arahnya.

“Gue Chifuyu, 10 IPS 4. Temen sekelas Baji.” Tuturnya meniru perkenalan Senju beberapa menit yang lalu.

Gadis itu mengangguk, tersenyum malu.

Baji yang tak tahan dengan atmosfir yang gadis itu ciptakan, segera berdehem dan merebahkan badannya ke arah Emma yang masih terlelap. “Lunas ya, Nju!” Celotehnya.

Senju memicing mata, meminta Baji untuk diam dan tidak memperjelas maksudnya.

“Senju mau gado-gado Mas Pur, gak? Lumayan istirahat kedua untuk makan siang?” Kazutora menawarkan gadis yang kini kikuk di depannya.

“Boleh, gak pake sayur.”

“Suka gado-gado, ya?” Teriak Kazu.

Senju mengangguk, “Suka, kalau sama Chifuyu.” Ia kikuk.

Tawa Baji pecah, pria itu menggelengkan kepalanya, tidak menyangka seorang Senju Akashi ㅡ preman kampung ㅡ se-agresif ini. Ia kian menutup mulut saat tatapan bulat Kazutora terarah padanya. Sama, pria itu kesusahan menahan tawa.

“Apaan si Baji yang tenang coba, ngantuk gue.” Emma yang terganggu masih enggan membuka matanya.

Tanpa pikir panjang, Baji dan Kazutora segera keluar kelas. Mereka puas saat tawa yang ia tahan lepas tanpa beban.


Hari jadian, 1 November 2017.

Chifuyu mengendarai motornya di sepanjang Jembatan Siti Nurbaya yang sudah di terangi lampu, warna kejinggaan menangkap indera penglihatannya.

“Mau jagung bakar?” Tawar Chifuyu pada gadis yang saat ini bertengger di belakang motornya. Ia mengangguk, “Boleh. Langitnya juga lagi bagus.”

Pria itu memarkirkan kendaraannya tepat di depan trotoar ㅡ hal biasa yang dilakukan pengunjung saat disini. Tak lupa, lelaki itu membantu melepaskan helm Senju dan memegang tangannya melintas jalan menuju ke tempat jagung bakar.

Gadis itu membalas genggaman tangannya. Senju segera menyamakan langkah mereka.