Peta Emas
written by inupiei
Bulgaria, 10 Tahun yang lalu.
Mobil Lexus berwarna hitam kian memotong jalan di sekitar jalan pusat kota Sofia ㅡyang menjadikan kota ini sebagai sisa-sisa kuno Benteng Serdica dan Gereja Romawiㅡ dipadati oleh penduduk maupun turis yang menikmati simbol dari negara Soviet. Mobil itu kian menambah kecepatan dengan menyalip pada lawan di depannya. Semua pejalan kaki menepi, sudah tau bahwa mobil hitam itu sedang menjauh dari lawannya yang tengah mengejar dari belakang, seperti enggan untuk membiarkan mobil itu kabur dari pandangannya.
“Gass!!”
Teriak lelaki bersurai pirang yang tengah melihat lawannya dari belakang, ia duduk di samping pengemudi dengan tangan kiri menggenggam pistol.
Lelaki yang disoraki sontak menajamkan pandangannya.
“Kanan!! Biar mereka bisa ngikutin!”
Tambah pria yang saat ini mentap lurus ke depan, mencari jalan pintas menjauhi kerumunan publik.
“Bos! Sesuai rencana!” Ujar si pengemudi mengencangkan earphone yang bertengger di telinga kanannya. Ia kembali menambah kecepatan setelah berhasil memancing pengejar ㅡ Bonten ㅡ ke jalan gang sempit untuk mengikuti mereka sejak memasuki pusat kota.
“Hahaha! Makan tuh, Bonten!” Ujar laki-laki pirang tadi ㅡ Chifuyu, dirinya mulai memperbaiki posisi menghadap lurus ke depan.
“Sesuai rencana!” Sambung Takemichi yang duduk di belakang kemudi. Ia memperbaiki stelan bajunya yang sedikit kusut.
Kazutora terkekeh, ia kembali memfokuskan kemudi pada jalan pintas yang telah mereka rencanakan.
Chifuyu meletakkan kembali pistolnya, “Gimana, Bos? Aman disana?” ujarnya menurunkan sandaran kursi.
“Bos?” Ujar Chifuyu saat dirinya tidak mendapat respon dari telfon yang tersambung.
“Senju!?” Chifuyu menekan kalimatnya.
“Mereka memakan umpan dan Bonten tidak sebodoh itu!” Balas Senju pada telfon dengan napas yang tidak teratur.
Sontak tiga orang di dalam mobil itu melihat kebelakang.
“Anjing! Mana mangsa lo tadi, Puy?!” Umpat Kazutora dengan spontan langsung menepi.
Chifuyu tertawa, “Kita dong yang dibodohin?”
“Tai!” Sambung Kazutora memutar stir.
Takemichi menunjuk depan, “Mundur, Kajut! Anjir sejak kapan itu Pajero di depan kita!”
Kazutora memasukkan gigi mundur dan menancap gas dengan kuat, sesekali netranya menatap kebelakang dan ke arah lawan yang saat ini tidak segan untuk menabrak dari depan dengan kecepatan penuh.
“Jangan sampai dapat!” Teriak Senju dengan napas tersenggal, koneksi mulai memburuk hingga mereka bertiga tidak bisa mendengar dengan jelas.
“Baji Keisuke, orang gila memang!” Ujar Chifuyu saat menyadari lawan yang saat ini mengejar mereka.
Kazutora kian berusaha mencapai jalan raya untuk bisa bebas dari buruan mangsanya.
“Rasanya gak sejauh ini deh tadi?” ujar Takemichi memperhatikan jalan.
“Pant!” Umpatan Chifuyu tertahan saat lelaki bertato naga di kepalanya muncul dari jendela mobil lawan mereka dan mengarahkan senapan ke ban mobil.
“Pantek!” Kazutora menyambung umpatan Chifuyu saat bidikan lelaki bertato naga itu mengenai ban kiri mereka.
“Bos! Sorry, kami akan susul segera!” Ujar Takemichi mematikan sambungan selulurnya dan menginjak dengan sekuat tenaga hingga ponsel tersebut menjadi berkeping.
Rupanya satu senapan belum cukup memuaskan lawan mereka. Dengan kecepatan penuh, pajero putih itu sukses menghantam lexus hitam mereka hingga tergiring ke jalan raya.
Dengan kesadaran yang dimiliki, Chifuyu sempat melihat Baji tertawa puas dan lelaki di sebelahnya menggeleng pasrah.
“Mikey! Kita dapat 3 kacung, mau diapain?” Ujar Baji saat ia mengambil langkah memeriksa korbannya.
Lelaki itu berdesis. “Padahal dikit lagi mati.”
“Gimana?” Tanya pria yang tadi mengarahkan senapannya ㅡ Draken.
“Biarin mereka. Kita nyusul yang lain, Haitani menemukannya.” Ujar Baji dengan senyum mengambang.