Parkiran
written by inupiei
Kazutora membaca satu persatu surat yang baru saja diserahkan oleh Pehyan saat ia menemui pria ini menunggu di mushola. Kebetulan parkiran bersebelahan dengan mushola, jadi inisiatif Kazutora benar untuk langsung menemui pria ini.
“Angkatan Bang Shinichiro, ya? Wah.. semoga malam sarumpun gue ga aneh-aneh deh.” Ujar Kazutora menanda-tangani satu persatu surat undangan.
“Hahaha, kenapa Bang?” Pehyan tertawa kecil menanggapi ucapan Kazutora.
“Sebenarnya bakalan lebih meriah dan rame ngundang angkatan tua, jadi acara puncak bisa mereka yang ambil alih. Otomatis angkatan gue nanti dilantik oleh mereka dan akan lebih diagung-agungkan gitu oleh angkatan lain, karena dilantik oleh angkatan yang lebih tua. Kan sebenarnya yang lantik angkatan 38 tuh, angkatan 36. Tiap tahun akan gitu karena siapa yang ospekin satu angkatan maka dia juga nanti yang berhak melantik angkatan tersebut, nanti angkatan gue bakal lantik angkatan 40. Kecuali, kalau ngundang angkatan lebih tua, pasti mereka yang ambil alih, tapi tetap akan ikut campur angkatan yang berhak.” Kazutora duduk bersila sambil melanjutkan menandatangani surat-surat.
“Ingat angkatan 36? Awal gue kelas 1. Malam Sarumpun 36 kacau banget karna ngundang angkatan 26 yang kebetulan kasusnya sama dengan gue saat ini, mereka mau homecoming di sekolah. Angkatan 36 dikerjain habis-habisan kaya diospek ulang, padahalkan pelantikan alumni, ini malah kaya jadi ospek mahasiswa.” Kazutora menyelesaikan aktivitasnya sambil mengeluarkan ponsel miliknya, memeriksa sesuatu disana.
“Homecoming ini reuni kan ya, Bang? Emang bebas lokasinya?” Pehyan melipat surat-surat kedalam amplop.
“Bebas, tergantung kesepakan angkatan. Trus angkatan dibawah yang ngatur acara, sama kaya malam sarumpun.” Netra Kazutora menyipit saat menemui tweet base sekolah yang sedang heboh.
“Di ospek pas Malam Sarumpun padahal pake baju prom gitu?” Mata Pehyan membulat mendengar pernyataan Kazutora.
Yang ditanya hanya mengangguk, enggan melepas fokusnya pada gawai.
“Hati-hati bang, siapa tau angkatan 36 balas dendam. Hahaha!” Celoteh Pehyan cukup membuat atensi Kazutora mengarah padanya.
“Kita bebas untuk memilih ga ngundang angkatan yang homecoming di sekolah?” Pertanyaan Pehyan dibalas gelengan oleh Kazutora.
“Kalau ga diundang, mereka datang sendiri. Ntar keadaan jadi lebih kacau, lu semua di sidang angkatan 36 karna ga ngehargain senior dan boom! Malam Sarumpun 38 gagal.” Kazutora menyimpan ponselnya dan bersiap-siap untuk pergi.
Pehyan mengangguk paham akan penjelasan Kazutora dan berdiri menyambut Kazutora yang pergi meninggalkan mushola.
Pria bernetra keemasan itu membiarkan rambutnya diacak oleh angin. Ia bersandar pada motor miliknya sambil menggenggam satu buah helm yang ia dapati dari ruangan MO dan helm miliknya masih bertengger di jok motor. Pria itu sedang fokus pada ponsel dan mulai membuka room chat dengan gadis yang sedang ia tunggu.
“Di read doang?” Kening Kazutora berkerut.
Pria itu kembali mengetik pesan untuk sang gadis, tapi kali ini tidak dibaca.
Kazutora meletakkan helm yang ia genggam di jok motor, bersebelahan dengan helm miliknya dan memilih pergi mengunjungi sang gadis yang mungkin saja masih berada di depan kelas 12 IPS 1.