Senju dan Minni

written by inupiei


Senju meremas kuat sisi rok sekolahnya saat Chifuyu kian diam dan sedikitpun tidak menoleh ke arahnya, wajah pria itu begitu datar mendengar beberapa kalimat yang tengah dilontarkan mantan kapten klub futsal, Iwaizumi. Mengingat turnamen 3.3 ㅡ momen terbesar bagi klub futsal ー akan berlangsung minggu depan, di Lapangan Semen Padang.

Gadis itu berdiri di belakang Mikey yang sibuk berceloteh ria dengan beberapa alumni tentang persiapan Malam Sarumpun, Senju merapatkan kaca helm yang sempat ia turunkan sebelum menuju ke parkiran. Nafasnya berat saat Mikey makin memperpanjang obrolannya, “Pasangan Malam Sarumpun? Belum kepikiran gue bang.” Kekehnya.

“Itu?” Tunjuk salah satu alumni ㅡ yang ikut mendengar celotehan Mikey ke arah Senju.

Gadis itu terperanjat. Ia tau bahwa Chifuyu memasang telinga ke arah mereka, bukan pada mantan kapten klub futsal yang saat ini tengah memberi dukungan dan masukan untuk kesuksesan turnamen.

“Oh iya. Gue balik dulu bang, nganter Senju dulu.” Mikey sadar saat tujuan sebenarnya menuju parkiran karena diskusi membahas organisasi dengan alumni cukup membuatnya lupa waktu.

“Adek lo kan, Chiyo?” Terushima bersorak ke arah Haruchiyo yang juga ikut duduk tak jauh dari anggota futsal.

Haruchiyo hanya menyipit dan kembali sibuk dengan rekannya, entahlah Senju tak mengenal pria itu.

“Senju!!” Teriak Yuzuha mengundang kefokusan anggota futsal.

Yuzuha mengatur nafas sebelum menatap lekat ke arah Mikey, “Gue anter, sini.” Gadis bersurai ginger itu mengulurkan tangannya ㅡ sembari berkacak pinggang ke arah Mikey.

“Gue sekalian pulang, Ju.” Tolak Mikey. “Lu kan ga bisa bawa motor? Maksud gue vespa?” Tambah laki-laki itu membuat Yuzuha terdiam lama.

“Senju pulang sama gue.” Yuzuha bersikukuh dengan kalimatnya.

Interaksi mereka cukup jadi bahan perhatian bagi tim futsal dan beberapa alumni di sana. Chifuyu berdesis, berlagak seolah-oleh kehadiran mereka mengganggu briefing klub futsal.

Senju tidak pernah melepaskan maniknya pada Chifuyu dari kaca helm gelapnya, ia ingin menghampiri pria itu.

“Nju.” Ujar Yuzuha.

“Senju?” Kembali Yuzuha tidak mendapat jawaban darinya.

“Nju!” Yuzuha spontan membuka kaca helm yang menutupi pandangan Senju.

Gadis bersurai sebahu itu terperanjat. Yuzuha membulatkan maniknya saat mendapatkan air mata Senju mengalir deras menuruni pipinya dan mata yang sembab benar-benar menutup manik indah Senju yang berwarna hijau.

Yuzuha kembali menurunkan kaca helm, merasa bersalah telah membongkar apa yang sedang Senju sembunyikan.

“Gue pulang sendiri.” Suara Senju serak, ia merebut kunci Minni di genggaman Mikey.

Gadis itu menjauh dari Lapangan Tenis menuju parkiran. Membuat siapa saja yang sempat melihat wajahnya tadi, terpaku dalam diam. Bahkan Mikey tidak berkutik sedikitpun.

“Gue tau lu sayang banget sama Senju. Tapi jangan gini mainnya. Secara tidak langsung lo nyakitin dia, Mik.” Yuzuha melangkah pergi menjauhi Lapangan Tenis, entahlah menurutnya menyusul Senju bukanlah hal yang bagus. Gadis itu sempat bertatapan dengan Chifuyu dengan memberi kode untuk pria itu agar segera menyusul Senju.


Senju menghapus kasar air matanya yang tak kian berhenti. Ingatan tentang bagaimana tidak pedulinya Chifuyu akan dirinya, tatapan dingin Chifuyu dan hubungan yang kian renggang membuat air mata itu kian deras. Benar, Senju bukanlah priotitas lelaki itu.

Ia masih berdiri di samping Minni, mencoba mengatur nafas yang kian memburu dan air mata yang kian menumpuk di sudut matanya.

Senju mengambil nafas, mencoba untuk tenang dan segera pulang ke rumah. Sedetik kemudian sosok tangan terulur kearahnya ㅡ menggenggam stang vespa dan mengeluarkan Minni Senju dari parkiran. Membuat dirinya terkejut menyadari sosok pemilik tangan itu, Chifuyu.

Pria itu beraut santai, datar dan larut dalam keheningan. Ia segera melempar tatapannya pada gadis yang saat ini masih melapisi kepalanya dengan helm, tentu kaca helmnya terbuka ㅡ gadis itu sibuk merapikan wajahnya beberapa saat yang lalu.

Chifuyu menurunkan standar Minni, berjalan ke arah Senju dengan manik yang tak lepas dari mata sang gadis.

“Aku antar pulang.” Ujar Chifuyu menatap lekat mata bengkak di depannya. Senju diam, ia fokus menatap ukiran demi ukiran yang terlukis di wajah kekasihnya.

Ah sial, Senju begitu menyukainya.

“Bukannya lagi briefing?” Suara gadis itu serak, ia mengulurkan tangan berisi kunci Minni ke arah Chifuyu yang berjarak beberapa centimeter di depannya.

Manik keduanya teralihkan pada telapak tangan Senju, atensi keduanya buyar saat Haruchiyo merebut benda itu.

“Lu pulang sama gue.”

Dua sejoli itu terperanjat, tidak menyangka bahwa Haruchiyo akan mengambil tindakan seperti ini.

“Naik!” Ujar Haru menekan kalimatnya. Tatapannya pada Chifuyu tidak melunak, membuat Senju sedikit bergidik.

“Adek sama-”

“Naik!”

Senju segera menurut dan segera menurunkan kaca helmnya. Haruchiyo mulai menyalakan mesin.

“Kalau rasanya ga ada jalan, menyerah. Sudahi ego masing-masig atau ikatan kalian.” Haru menuruni kaca helmnya. “Cipuy! Sikap lo bikin gue muak, usaha lo gak ada dan hanya nambah sakit adek gue.” Ia segera meluncur meninggalkan area parkiran.

Chifuyu sempat tertegun, ia tidak menyalahkan ucapan Haruchiyo yang benar adanya. Kepalanya mendongak saat Senju sempat menggenggam lembut tangannya sebelum benar-benar menjauh dari area parkiran.

“Kan ada gue, Nju? Kenapa minta anter Mikey?” Celoteh Haruchiyo dalam perjalanan keluar dari pekarangan sekolah. Senju diam tidak merespon pertanyaan itu, fikirannya dipenuhi dengan ucapan Haru beberapa menit yang lalu pada Chifuyu.