GESIKA
written by inupiei
Hiruk-pikuk Lapangan Pembangunan sangat menggema seisi UNP. Musik yang kian menghantam gendang telinga diiringi oleh setiap penonton yang sangat antusias.
Jam menunjukkan pukul 10.11 malam, band metal saat ini sedang berlangsung selama 6 menit. Beberapa dari penonton ada yang menikmati dan ada yang menepi, bahkan ada yang mulai menjauhi lokasi untuk beranjak pulang.
“Terimakasih untuk lagu yang sangat mengguncang panggung malam ini.” Seru MC yang begitu meriah memasuki panggung.
“Kita kembali lagi mengundi beberapa lagu yang sudah teman-teman request ke dalam kotak ini.” Ujar MC perempuan yang tengah menyodorkan kotak persegi dari kardus, ia mulai memilih acak ribuan kertas di dalam sana.
Ia membuka secarik kertas setelah berhasil mengundi. “Seperti sebelumnya kami mendapatkan request Youngblood by 5SOS dan sekarang, kenapa melo mulu ya ini? Hahahaha.” Celoteh sang MC mengeja judul lagu sebelum mengumumkannya lewat microphone.
“Sampai Jumpa oleh Endank Soekamti yang akan dibawakan oleh special guest kita selanjutnya.”
Lampu panggung mulai padam, satu persatu penonton mulai memperbaiki posisi yang sempat kacau akibat kehebohan band metal.
“Buset, jam setengah sebelas.” Ujar Kazutora dalam barisan penonton. Ia, Baji, Chifuyu dan Yuzuha ikut heboh selama band metal tampil. Hasilnya, mereka kini sama-sama kelelahan dan memeriksa ponsel.
Datang akan pergi.
“Lu pulang sekarang, Ju?” Tanya Kazutora pada gadis yang saat ini mengibaskan tangannya pada leher jenjang milik sang gadis; ia kepanasan.
Lewat kan berlalu.
Yuzuha menggeleng, “Masih mau lanjut.”
Ada kan tiada bertemu akan berpisah.
Pria bermanik keemasan itu menawarkan tisu, “Gapapa nih? Udah malam banget?”
Awal kan berakhir.
Gadis itu mengangguk, “Ada Hakkai, jadi gpp.”
Terbit kan tenggelam.
Kazutora membalas anggukan Yuzuha. Pria itu melempar tatapan pagi dua sahabatnya yang sedang sibuk sendiri.
Pasang akan surut bertemu, akan berpisah.
Chifuyu tampak sibuk dengan gawainya, mengirim beberala pesan pada seseorang yang sudah beberapa hari ini tidak memeberinya kabar.
Hei.
Baji mengecek gawainya dan sesekali melirik ke barisan depan yang tidak jauh dari posisinya. Pria dengan manik kecoklatan itu menatap kosong ㅡ melihat interaksi dua sejoli yang tengah berbincang lekat, pun sang gadis berambut pirang di sana juga beberapakali melempar tatapan kearahnya.
Sampai jumpa dilain hari.
“Melo banget ga si?” Ujar Yuzuha yang hanya direspon lirikan oleh tiga sekawan.
Untuk kita bertemu lagi.
Gadis itu sedikit kikuk, dirinya sedari tadi kurang nyaman bergabung dengan teman Kazutora. Tapi, tidak ingin berbohong. Yuzuha menikmati candaan dan komunikasi yang nyambung dengan kenalan barunya itu.
Kurelakan dirimu pergi.
“Bayangin lagu ini di putar saat penutupan malam sarumpun.”
Meskipun.
Yuzuha membuka permen karet dari bungkusan dan melahapnya. Gadis itu tidak menyadari perubahan ekspresi pada ketiga laki-laki yang kian kalut dengan fikiran akibat kalimat Yuzuha sebelumnya.
Ku tak siap untuk merindu.
“Sedih ya.” Gumam Chifuyu menggenggam ponselnya.
Ku tak siap tanpa dirimu.
“Ibarat merelakan pergi masa muda.” Tutur Baji kian lekat memandang gadis bersurai pirang di depannya.
Kuharap terbaik untukmu.
“Bentar lagi dong?” Ujar Kazutora menarik Yuzuha ke arahnya, ia merebahkan kepalanya pada bahu sang gadis dengan mengalungkan tangan kanannya pada tangan kiri Yuzuha.
Mereka ikut bernyanyi bersama penonton lain mengikuti alunan musik, bergumam dan kian termenung akan fikiran yang tiba-tiba saja terkilas bahwa tahun terakhir mereka, sebentar lagi akan selesai.