Bolos

written by inupiei


Yuzuha mendengus kesal sembari kakinya memasuki area kantin. Kantin yang berlokasikan di sayap kiri sekolah ini tidak memiliki ruang yang terlalu besar; 3 x 4 m, hanya ruangan bekas gudang yang tidak terpakai oleh sekolah ㅡ tapi sering dijadikan siswa untuk mampir mengisi perut sebagai alasan ke toilet. Kantin ini lebih tepatnya terletak di antara koridor IPA dan koridor IPS.

“Eh!” Ujar Yuzuha spontan saat menemui lelaki berambut pirang tengah diam duduk menikmati risolesnya.

Lelaki itu sama terkejutnya, ia segera melahap risoles dan membersihkan sisa makanan di tangannya. “Juha? Tumben?”

Yuzuha terkekeh, gadis itu mengambil dadar gulung dan duduk di sebelah lelaki itu, Chifuyu. “Lapar.” Ujarnya.

Chifuyu mengangguk, laki-laki itu kembali mengambil gorengan. “Juara kelas bisa bolos juga, ya?” Ledek pria itu yang tengah menggigit tahu isi.

Yuzuha tertawa, “Kalau gak gitu, bosen dong hidup gue.”

Mereka berdua tertawa. Chifuyu kembali mengambil gorengan, Yuzuha hanya bingung menatap pria di depannya ini. Sepertinya Chifuyu yang sangat kelaparan.

“Ada kabar dari Kajut, Puy?” Tanya Yuzuha saat pria itu meneguk beberapa air mineral.

Chifuyu menggeleng, “Gue sengaja keluar kelas, jalan dari IPS 4 ke IPS 3 dan IPS 1 hingga sampai ke sini. Kajut ga ada di kelas, Baji ada tadi. Cuma dia ga nangkap maksud gue buat minta keluar kelas, chat aja ga direspon sejak semalam.”

“Emma gimana?” Tanya Chifuyu saat ia sadar bahwa tidak menemui gadis bersurai pirang itu saat melintasi kelas IPS 1.

Yuzuha memberi jeda, gadis itu menelan makanannya. “Semalam pas lo turunin gue sama Senju di rumah Emma, kita ga bicara banyak. Dia di kamar pas itu, ga mau liat ke arah gue dan Senju. Dan ternyata Mikey nguping di luar kamar Emma, pas Mikey keluar rumah udah kaya kesetanan, Draken dateng. Dan gue taunya dari Draken kalau Mikey ngedobrak rumah Baji, tapi ga ada jawaban.”

Chifuyu mengangguk, ia masih menunggu Yuzuha menyelesaikan kalimatnya.

“Emma sampe berlutut depan Mikey buat pulang ke rumah dan minta ga ngasih tau abangnya yang lain.” Yuzuha berjalan ke arah mesin pendingin, mengambil minuman bertulisan teh pucuk di sana.

Chifuyu mendengus, “Mikey pulang setelah itu?” Pria itu ikut menghampiri mesin pendingin, mengambil yakult di dalam sana.

Yuzuha menggeleng, “Mikey pulang pas Ibu Baji yang buka pintu.”

“Anjir..” Gumam Chifuyu.

“Gue ga tau Ibu Baji ngomong apa, tapi saat itu Emma langsung di peluk beliau dan mereka kembali ke rumah.”

Chifuyu mengangguk. Mereka berdua seperti larut dalam fikiran masing-masing. Hingga bel istirahat pertama dan pengumuman dari sound speaker berbunyi secara bersamaan ㅡ membuat lamunan mereka berdua pecah.

“Baji Keisuke, Ken Ryuuguji dan Manjiro Sano. Harap segera menuju ruangan BK.”

Suara pengumuman itu berakhir disambut oleh murid-murid yang baru saja mengerumini kantin saling berdesas-desus. Yuzuha dan Chifuyu segera bergegas meninggalkan kantin, langkah mereka tertuju ke satu ruangan; Ruangan Kepala Sekolah.

“Berarti Kajut udah selesai.”

Ujar Yuzuha diiringi anggukan Chifuyu.


Koridor di sekitar ruangan guru cukup dipenuhi lalu lalang murid menuju kantin umum. Tampak semua siswa keluar kelas bergerombolan, mengingat istirahat jam pertama hanya 30 menit.

“Tuh!” Tunjuk Yuzuha saat netranya menangkap lelaki berbalut ban lengan merah maroon di lengan kanannya, menandakan ia ketua organisasi tertinggi di sekolah. Tidak hanya Kazutora. Mikey, Draken, Akkun, Kisaki dan Naoto sebagai jajaran ketua memakai ban lengan selama di sekolah ㅡ hanyasaja warna yang mereka miliki berbeda-beda. MPK memakai warna maroon dan OSIS memakai warna biru tua.

“Serius amat tu tampang.” Ujar Chifuyu mengikuti arah tunjuk Yuzuha.

Kazutora membungkuk sesaat sebelum ia benar-benar melangkah meninggalkan ruangan kepala sekolah. Terlukis wajah ketegangan di sana, pria itu sesekali mengusap pelan wajahnya hingga ekspresi itu berubah saat manik keemasan milik Kazutora menangkap Yuzuha dan Chifuyu di koridor.

Kazutora berjalan ke arah mereka sambil tersenyum. Yuzuha tau, ada yang tidak beres.

“Gimana?” Ujar Chifuyu saat lelaki berbalut ban tangan itu sampai di hadapannya.

Kazutora mengangguk, “Aman. Sanksinya diturunin.”

Yuzuha dan Chifuyu menghela nafas lega.

Netra tiga orang itu langsung menangkap Baji yang tengah memasuki ruangan BK dan selanjutnya Mikey dan Draken yang masih tetap utuh memakai ban lengan mereka.

“Mereka akan dihukum Pak Arif sebagai guru BK. Sekolah maupun polisi ga mau ikut campur karena perbuatan mereka di luar wewenang, Polisi mau nerima denda doang dan sekolah maunya ngeskors jadinya Pak Arif ambil wewenang.” Kazutora menempel ke arah Yuzuha, lelaki itu sedang mengisi tenaganya kembalim

“Denda berapa?” Tanya Chifuyu.

“Polisi minta 2.5 juta.”

“Buset. Enak banget pagi-pagi malakin anak sekolah.” Chifuyu melempar tatapan tidak sukanya saat mobil polisi keluar dari pekarangan sekolah.

“Kantin yuk?” Tawar Kazutora.

Chifuyu mengangguk, “Ga nunggu Baji?”

“Udah mau keluar tuh.” Ujar Kazutora menangkap 3 orang itu dari kaca jendela yang tidak ditutupi tirai ㅡ pembuat masalah pagi ini ㅡ tengah membungkuk dan segera meninggalkan ruangan.

“Gue panggil Senju dulu, duluan aja.”

Chifuyu segera meninggalkan dua sejoli dan berlari ke kelas sang kekasih.

Atmosfir tiba-tiba tenang, Yuzuha maupun Kazutora tidak ada yang membuka mulut. Lelaki itu masih dalam posisi menempel di samping Yuzuha sembari maniknya menatap kosong ruangan BK.

“Aman?” Tanya Yuzuha membuyarkan fokus Kazutora.

Lelaki itu menghembuskan nafas kasar dan memperbaiki posisinya.

“Malam Sarumpun terancam dibatalkan.”

Mata yang sedari tadi kosong sekarang terlihat sayu.

“Jika kita dari penanggungjawab inti kembali membuat masalah dengan menyinggung reputasi sekolah dan bahkan sampai meresahkan masyarakat, usaha kita sia-sia 6 bulan ini, Zu. Malam Sarumpun benaran akan dihapuskan.”

Yuzuha meneguk salivanya dalam-dalam. Gadis itu tahu hal semacam ini akan terjadi. Pasalnya, Malam Sarumpun untuk angkatannya ini hanya 30% dari pihak guru menyetujui dan jika keputusan Kepala Sekolah seperti ini terjadi, sudah tidak membuatnya bertanya-tanya.

“Berkali-kali Bu Mayang, tim disiplin sekolah nyudutin gue tentang Malam Sarumpun.” Kazutora menghela nafas, pria ini tampak tertekan dengan apa yang barusaja ia lontarkan.

Gadis bersurai panjang itu mengusap pelan surai sang pria di depannya yang tengah tertegun diam.

“Simpel. Kita jadi anak baik-baik aja 3 bulan kedepan.”

Kalimat gadis itu sukses membuat Kazutora tersenyum tenang, bersamaan dengan keluarnya 3 pembuat onar dan Chifuyu dengan Senju dari kejauhan menuju ke arah mereka.

Kazutora mengibaskan tangan ke arah Baji dan yang lainnya. Pria bersurai pekat itu segera memperpendek jarak, Mikey dan Draken membalas lambaian tanggannya sembari bergumam terimakasih.

Dua pasang sejoli dan Baji menuju kantin, hanyut dalam topik perbincangan yang diciptakan Senju. Gadis bersurai sebahu itu benar-benar pandai mengubah suasana.